BALANCE-SCORDCARD SEBAGAI ALAT UKUR
KINERJA PERUSAHAAN
Oleh: Eddi Suprayitno
Perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap kinerjanya untuk mengetahui kondisi dan pertumbuhan bisnisnya. Kinerja merupakan salah satu indikator ukuran keberhasilan dari setiap bisnis. Penilaian kinerja merupakan hal yang sangat esensial bagi suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan di pasar global. Kinerja yang merupakan tolok ukur yang selalu digunakan perusahaan akan terlihat secara transparan jika alat yang digunakannya valid dan rentable. Untuk berbagai teknik pengukuran kinerja telah dikembangkan untuk memberikan gambaran yang tepat dari setiap bisnis. Kaplan dan Norton pada tahun 1990-an mengemukakan bahwa Balanced Scorecard (Kartu Skor Keseimbangan) merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dengan berdasarkan empat perspektif, yaitu; perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif kartu skor ini menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan panjang, Hasil yang diinginkan merupakan pemicu kerja dari hasil tersebut; serta tolak ukur yang pasti dan tolak ukur yang lebih lunak dan subyektif.
A. PENDAHULUAN
Kondisi Perekonomian Indonesia yang terpuruk sejak krisis moneter tahun 1998 lalu menyisakan banyak permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar yang masih belum stabil, harga bahan bakar dan tarif listrik yang terus - menerus naik, serta tarif pajak yang meningkat. Di sisi lain, globalisasi dan perdagangan bebas dunia merupakan tantangan ke depan yang harus dihadapi, sehingga, suasana kompetisi yang tinggi akan terjadi. Persaingan datang tidak ha-nya dari perusahaan dalam negeri tapi juga dari perusaha-an asing.
Perubahan lingkungan usaha dan karakteristik bisnis tersebut menghendaki pe-rubahan paradigma manajemen perusahaan. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Setiap aktivitas bisnis yang dilakukan harus berpijak pada visi-misi dan strategi perusahaan yang telah dirumuskan sebelumnya. Hal ini selain untuk membuat sinergi seluruh komponen perusahaan juga memudahkan pengukuran kinerja. Dengan ukuran yang jelas, setiap penyimpangan yang terjadi akan mudah terdeteksi. Selanjutnya antara pengukuran kinerja dengan realita akan diperoleh informasi yang memudahkan pengujian terhadap kebijaksanaan bahkan strategi perusahaan yang terbukti tidak handal terhadap persaingan.
Perkembangan teknologi informasi yang cepat telah mengubah pola persaingan perusahaan dari persaingan industri menjadi persaingan informasi, yang pada akhirnya mengubah acuan yang dipakai untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Alat ukur kinerja konvensional yang memfokuskan pada kinerja finansial tentunya harus bergeser dengan pengukuran kinerja bukan finansial, seperti kepuasan pelanggan, inovasi produk, pengembangan perusahaan dan karyawan yang mempunyai rasa memiliki terhadap per-usahaan.
Apabila unsur-unsur tersebut dikembangkan secara terus-menerus maka akan tercipta suatu kompetensi yang kuat. Alat ukur ini digunakan oleh pihak manajemen sebagai acuan untuk mengambil keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen dari unit terkait organisasi perusahaan. Begitu pula bagi organisasi, alat ukur ini dipakai untuk mengkoordinasikan level manajer yang nantinya akan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran.
Untuk tujuan diatas, kartu skor keseimbangan menawarkan pengukuran kinerja bisnis. Kartu skor keseimbangan hadir untuk menterjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam suatu pengukuran perfoma yang komprehensif yang memberikan kerangka kerja untuk pengukuran strategi dan sistem manajemen. Kartu skor keseimbangan bukan hanya menekankan bagaimana perusahaan meraih tujuan finansial saja, tetapi juga memperhatikan penggerak kinerja tujuan finansial tersebut.