Mohon tunggu...
Eda Akbar
Eda Akbar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

moslem. female. a wife. moms of 1. day dreamer. moody. blogger. social media junker. photography. coffee. writing. book. music. poems. hiking. purple. www.nyonyabesar.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Dan Saya Pun Mengalami Degradasi Bahasa

29 Juni 2012   08:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:25 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan sayapun mengalami degradasi bahasa. Entah karena sudah lama tidak menulis (berita) atau memang terlalu sering mengirim pesan singkat (sms). Seperti diketahui, mengirim pesan singkat memang harus disingkat-singkat, karena keterbatasan karakter (pengiritan maksudnya).

Saya sering sekali menulis menggunakan kata-kata yang tidak sesuai dengan ejaan yang disesuaikan (EYD), atau bahkan menyingkatnya dengan singkatan yang tidak benar. Saya rasa, saya mengalami penurunan dalam penggunaan bahasa Indonesia, ataukah saya terkena virus 4l4y?

Huhuhu…sedih sekali rasanya. Menulis ini saja, sudah terasa kaku sekali. Kalo boleh, saya pengen pake bahasa seperti ini aja. Lebih gampang dan gak pake mikir lama. Hahaha…lucu memang, tapi memang itulah kenyataannya. Padahal, dulu masih nyaman sekali menulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Lebih parah lagi, saat membuat press release, selalu saja terselip kata-kata tidak baku di sana. Baru ketemu setelah proses reading 2-3 kali. Padahal, hampir setiap hari, selalu ada press release yang harus saya buat.

Sebagai contoh, tak jarang penyingkatan kata terjadi, seperti kata kita menjadi qt atau kt, aku menjadi aq dan sejenisnya. Seakan-akan bagi kalangan pecinta sms, ada semacam kamus SMS yang bisa menyatukan bahasa mereka. Intensitas yang banyak membuat mereka lebih menikmati bahasa SMS dari pada Bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD.

Bukannya saya tidak mengasah kemampuan tulis-menulis saya. Saya masih terus menulis, entah itu di buku harian online saya, blog ataupun media lain. Tapi kembali lagi, setiap saya memulai tulisan dengan kata-kata baku, selalu diakhiri dengan kata-kata tidak baku. Mungkin karena sudah mulai nyaman dengan hal tersebut. Atau mungkin juga karena tulisan saya sudah tidak ada yang mengedit lagi seperti dulu.

Apakah ini pertanda semakin terkikisnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar pada diri saya? Sepertinya iya. Fakta yang sangat menyebalkan sekali, tapi benar adanya.

Well, we’ll just have to wait and see….(loh kok gue jadi ikutan sok bule seh)…capyeee dyeeeh..

ps: tulisan ini pernah saya publikasikan di media OL di Surabaya dan di blog saya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun