Gemuruh mengguncang. Angin berhembus kencang. Gelombang menepi ke arah karang. Berkali kali membentur kerasnya bebatuan. Lalu kembali membentuk buih buih di permukaan. Kau tahu, saat ini samudra tak sedang tenang.
Aku berdiri ditepian. Kurasakan dinginnya hembusan sang bayu kala fajar. Kurasakan keangkuhan ombak menantang susunan bebatuan. Kurasakan dahsyatnya riak tirta yang menjauhi daratan. Kurasakan gejolak pada samudra yang terbentang.
Kali ini badai mampir menerjang. Dahan kelapa melambai mengucapkan salam perpisahan. Pada jejak jejak di pasir yang terhapus ombak lautan. Pada mimpi mimpi yang hanyut ke laut pasang. Pada bulir kesedihan yang menguap hilang.
Aku masih berdiri di tepian. Memandang semuanya dengan senyuman. Dalam bingkai kenangan. Dengan sebungkus kebahagiaan. Sebab badai kan pergi. laut kan tenang kembali. Angin kan berdamai dengan tepian. Dan aku baik baik saja hingga nanti.
Benuo Taka, 28 Februari 2020.
Thank you PPB
Warisan ilmu akan abadi dalam ingatku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H