Ayi si anak ayam sedang bermain di halaman belakang peternakan bersama teman-temannya. Tiba-tiba terdengar suara ribut dari kandang mereka.
"Petok-petok. Petok-petok." Suara beberapa  ayam betina ribut tak seperti biasanya.
"Ada apa itu?" Ayi dan teman-temannya berlari ke arah kandang.
"Jangan... jangan mendekat. Larilah!" teriak ibu Ayi melihat anaknya datang mendekat.
"Ada apa, Ibu?"
"Cepat lari dan bersembunyilah!" teriak ibunya kembali.
Sesuai perintah ibunya, tanpa pikir panjang, Ayi pun langsung berlari menjauhi kandang. Ayi dan teman-temannya bersembunyi di semak belukar jauh dari kandang. Pikiran mereka resah mengingat wajah ibu Ayi yang terlihat ketakutan. Ayi jadi gelisah apalagi suara ribut itu belum berhenti juga.
Setelah sekian lama di tunggu, suara ribut itu akhirnya berhenti juga. Merasa situasi cukup aman, Ayi dan teman-temannya keluar dari semak belukar dan berjalan perlahan menuju ke kandang mereka. Sambil tengok kanan kiri, mereka semua berjalan bersama-sama. Dengan mulut diam, tak mengeluarkan suara.
Pikiran buruk selalu terbayang di kepala Ayi. Ia takut kalau terjadi sesuatu dengan ibunya. Ayi ingin segera sampai di kandang. Tetapi teman-temannya selalu mengingatkan agar mereka tetap waspada. Karena ibunya Ayi menyuruh mereka lari pasti karena ada bahaya yang menghadang mereka juga.
"Ibu..." teriak Ayi sambil berlari kencang begitu melihat sang ibu di kandang aman-aman saja.
"Ayi, kamu nggak apa-apa, Nak?"