Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ayi Bersyukur

16 Februari 2020   08:08 Diperbarui: 16 Februari 2020   08:10 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ayi sehat, Bu. Tadi ada apa, Bu? Mengapa kita semua disuruh berlari?" Ayi berjalan memasuki kandang.

"Tadi ada biawak yang sedang mencari makan. Makanan kesukaan biawak adalah anak ayam."

"Oh... pantasan ibu minta kami semua lari dan bersembunyi."

"Sekarang biawaknya kemana, Bu?"

"Sudah pergi diusir sama pak tua."

"Syukurlah, untung ada pak tua," ucap Ayi lega.

"Dunia luar itu memang berbahaya. Karena itulah, Ayi harus hati-hati kalau berada jauh dari kandang."

"Tapi... apakah kita betul-betul aman di sini, Bu? Apakah kita tak akan mati kalau berada di sini terus, Bu?"

"Bahaya yang ibu maksud adalah predator yang bisa memangsa kita kapan saja jika kita tak berhati-hati. Meskipun kematian itu adalah bagian dari takdir Tuhan, tetapi lebih baik kita berhati-hati."

"Berarti ibunya Chicken yang kemarin dipotong pak tua untuk dimakan itu bagian dari takdir Tuhan?"

"Iya. Fungsi kita memang sebagai makanan bagi makhluk Tuhan yang lainnya. Sama seperti cacing yang kita makan. Jadi di dunia ini selalu ada yang makan dan dimakan hingga pada akhirnya ada yang hidup dan ada yang mati."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun