Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pesan dalam Gigilnya Kesendirian

6 Januari 2020   15:42 Diperbarui: 6 Januari 2020   17:17 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Memulai dengan diam. Aku hanya mampu memandang. Meski tidak dekat atau pun sambil lewat. Sebab dikesunyian hati ini masih belum mampu untuk menampakkan rasa. Lewat tatap dari kesendirian yang meratap.

Mengapa begitu?

Sapa di tengah pesta bukanlah kebisaanku. Menari berdua di lantai dansa bukan pula inginku. Aku hanya manusia biasa. Namun memiliki asa yang luar biasa. Untuk cinta dan kehidupanku.

Lalu bagaimana?

Biarkanlah aroma tanah basah menyampaikan pesan dalam gigilnya kesendirian. Lewat narasi narasi aneh tapi menawan. Meski semua butuh pembuktian. Rasaku akan merupa kenyataan.

Kelak bibirku akan melisankan. Kan kuakhiri semuanya tanpa kefanaan. Bahwa rasaku tak berlebihan. Namun tak mampu kau ukur dengan luasnya samudra penantian. Karena cintaku tak pernah diam.


Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 4 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun