Memulai dengan diam. Aku hanya mampu memandang. Meski tidak dekat atau pun sambil lewat. Sebab dikesunyian hati ini masih belum mampu untuk menampakkan rasa. Lewat tatap dari kesendirian yang meratap.
Mengapa begitu?
Sapa di tengah pesta bukanlah kebisaanku. Menari berdua di lantai dansa bukan pula inginku. Aku hanya manusia biasa. Namun memiliki asa yang luar biasa. Untuk cinta dan kehidupanku.
Lalu bagaimana?
Biarkanlah aroma tanah basah menyampaikan pesan dalam gigilnya kesendirian. Lewat narasi narasi aneh tapi menawan. Meski semua butuh pembuktian. Rasaku akan merupa kenyataan.
Kelak bibirku akan melisankan. Kan kuakhiri semuanya tanpa kefanaan. Bahwa rasaku tak berlebihan. Namun tak mampu kau ukur dengan luasnya samudra penantian. Karena cintaku tak pernah diam.
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 4 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H