Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kotak Toleransi

25 Desember 2019   06:16 Diperbarui: 25 Desember 2019   06:27 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com: kotak mayoritas dan minoritas yang hidup berdampingan dengan damai


Enam kotak diletakkan berdekatan pada satu sisi. Satu kotak berisi pohon berhiaskan lampu dan pernik warna warni. Yang satu berisi tasbih dan kitab suci. Yang lainnya berisi pura pura suci. Tak ada yang sama. Namun berdampingan dalam satu ruang. Kita panggil saja ruang bangsa sejati.

Suara di kotak menggema. Bergetar dengan frekuensi sama. Resonansi getaran pun tercipta. Hingga kotak saling bersinggungan di kanan kirinya. Ketika guncangan datang dari kotak sebelah, kotak lainnya diam tanpa banyak interupsi. Mereka menghargai. Di sana ada perayaan suci.

Mata melihat semua kotak berbeda. Telinga mendengar keramaian tak ada yang sama. Di sana sembahyang. Di sini mengaji. Sedang di kotak lain ada yang menyepi. Tak ada kotak yang saling tindih apalagi menggerogoti. Kuamati dengan mata hati. Ternyata semua kotak sama. Kotak toleransi.


Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy, Benuo Taka, 25 Desember 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun