Aku berbalik tuk menyinggahi waktu yang telah terlewatkan. Dimana telah tercecer anak mimpi yang sengaja kujatuhkan. Dengan penuh penyesalan kucari diantara cadasnya bebatuan. Diantara keringnya pasir jalanan. Diantara panasnya pantulan kebenaran. Bahwa selalu ada harapan yang diberikan jalan. Pantang menyerah dan memelihara kekuatan tuk bergerak, mimpi itu pasti kan sampai pada tujuan.
Angin menerbangkan poniku. Anak anak rambut tersingkap memperlihatkan penyesalanku. Memulai lebih dulu tak membuatku bijak melangkahkan inginku. Hingga mimpi berujung pada timbunan pasir dan debu. Ditinggalkan terpekur sendiri meratapi pilu. Sedang kini tak mungkin bisa kutemui. Sebab angin telah membawanya lenyap di lubang pori pori hari. Dan penyesalan menghampiriku berkali kali.
Tapi bisikan sang bayu mengabarkan harapan. Dimana tanda pada lubang jalanan menyelamatkanku dari kejatuhan yang kesekian. Segeralah kususun lagi anak anak mimpi yang sama. Seperti yang pernah kujatuhkan ke jalan. Berharap dapat membayar penyesalan. Sebab Tuhan masih memberikan kesempatan. Dan aku tak ingin melewatkan putaran waktu meski dalam sepekan.
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 17 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H