Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Benalu Cinta

20 November 2019   18:54 Diperbarui: 21 November 2019   12:22 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Lima tahun sudah Romi dan Rina berumah tangga. Tak ada hal hal yang bisa dijadikan bahan bakar gosip buat para tetangga. Semua baik baik saja. Meskipun ada beberapa keributan kecil, namun semua bisa mereka selesaikan dengan sangat indah. Perselisihan ringan yang terjadi mereka jadikan bumbu bumbu kenikmatan kisah cinta berdua. Hingga para tetangga kehilangan bahan untuk memviralkan gosip gosip cinta mereka. Yang ada hanya ngiler memandangi keharmonisan mereka berdua.

Para emak rempong jadi merasa iri dengan kemesraan Rina. Dan bapak bapak di desa pun merasa tersindir dengan kesetiaan Romi yang luar biasa. Sebab, setelah lima tahun berumah tangga, belum pernah ada terlihat anak kecil menghiasi kehidupan mereka. Bahkan tanda tanda kehamilan Rina pun belum pernah terlihat sampai di ujung desa. Tak ada mual mual di pagi hari, tak ada perut yang semakin membuncit bahkan tak ada keributan bagi bapak siaga sewaktu istri akan melahirkan. Semua aman terkendali.

Tapi akhir akhir ini sering terdengar suara orang mual mual dari balik dinding rumah tetangga. Terutama pagi hari saat mereka semua siap mau berangkat kerja. Rasa penasaran membuat emak emak rempong berkumpul dan bermusyawarah untuk mencari tahu apa gerangan penyebabnya. Sedangkan bapak bapak tetangga sibuk menyelidiki sumber suara yang sering mengusik keasikan mereka menikmati kopi manis di beranda rumah. Hingga keadaan ini sering membuat mereka terlambat berangkat kerja.

"Coba kamu intip tetangga sebelah rumahmu itu. Apa benar dia hamil? Secara... tiap pagi selalu kedengaran morning sicknya yang rada enek sampai suamiku nggak bisa ngabisin kopinya." Emak rempong pertama berbicara.

"Ah nggak mungkin Rina. Wong kalo suaminya pergi ngantor, dia selalu ngantar ke depan rumah dengan wajah ceria. Nggak kelihatan lesu dan sakit." Emak rempong kedua menganalisis wajah Rina tetangganya yang sedang masuk dalam daftar kecurigaan mereka.

"Atau... Kamu samperin aja. Korek korek cerita gitu. Siapa tahu dia hamil beneran." Emak rempong ketiga menimpali.

"Kurang kerjaan aja. Ngapain ngurusin orang. Wong dia punya suami kok. Nggak masalah lah kalau hamil. Kalau tetangga depan rumah hamil, baru jadi masalah." Emak rempong dua mulai menyusun kerangka gosip baru. Jadi, lupakan kemesraan Romi dan Rina yang buat iri warga. Karena mereka bukanlah tersangka utama. Secara... yang paling sering mesra dengan lelaki gendut dengan tongkrongan transportasi gonta ganti adalah janda muda. Jadi sang janda lah yang jadi tersangka selanjutnya.

Begitulah, sampai seminggu suara orang muntah itu masih ada. Tapi tak ada yang tahu dari manakah asal suara itu. Hingga bapak bapak tak ada yang tahan lagi. Kenikmatan kopi mereka lenyap ditelan suara itu. Kerajinan istri istri mereka mengantarkannya kerja mulai memudar. Tak ada lagi senyum manis atau pun cium hangat dari mereka. Karena istri istrinya punya kesibukan baru yaitu mendiskusikan asal sumber suara yang menjijikkan itu.

Sampai suatu hari, tetangga seberang rumah emak rempong dua, si janda muda keluar rumah dengan perut membesar. Tak ada yang tahu apa sebabnya. Tapi yang jelas permandangan itu membuat gempar seisi desa. Janda muda yang suka pulang dengan gonta ganti tumpangan itu ternyata hamil tanpa didampingi suami siaga. Akhirnya warga pun curiga. Semua kemungkinan yang ada menjadi bahan pembicaraan emak emak rempong di desa.

"Coba kita korek keterangan sama janda muda itu. Siapa bapak biologis dari anak yang ada di dalam rahimnya." Emak rempong satu mengajak kedua orang teman gosipnya.

Belum sempat mereka mendekati sang tersangka, janda muda itu sudah naik mobil mewah yang menjemputnya tepat di depan pagar rumah. Lelaki yang menjemputnya pun berubah penampilannya. Makin hari makin terlihat langsing saja. Bahkan sekarang kelangsingan hingga terlihat lebih keriput dan menua. Emak emak  rempong dihadiahi rasa penasaran yang semakin membabi buta. Hingga keesokan paginya, suasana damai pecah karena teriakan dan makian seorang wanita paruh baya yang tak dikenal warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun