Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Kau adalah Pemenang

1 Oktober 2019   21:16 Diperbarui: 1 Oktober 2019   21:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau bilang, kau adalah makhluk paling kalah di muka bumi. Seakan ditimpa bola besi, kau terpuruk hingga ke dasar bumi. Remuk hingga ke hati. Patah berkali kali. Seperti pantulan bola basket pada lantai. Kemudian harapmu dilemparkan ke dalam keranjang penantian. Setelah itu kembali jatuh terhempas ke bidang kekecewaan untuk kesekian kalinya. Sedang aku tak pernah merasakan seperti itu.

Ingatlah, teman. Kau adalah pemenang. Aku telah menghitung sekian banyak keterpurukanmu. Seandainya tak ada jeda waktu, mungkin pilumu lebih banyak dari jejeran bintang di galaksi bimasakti. Namun kulihat kau tak pernah menyerah. Seperti anak kecil, terjatuh, menangis dan berdarah tapi beberapa waktu kemudian bangkit dan tertawa lagi. Jika kau perlu bukti, ingatlah banyaknya gadis yang mencampakkanmu.

Kau tak pernah kalah. Namun belum saatnya menang. Karena Tuhan sedang mengasah ketajaman nuranimu sebelum kau disandingkan dengan satu pilihan. Kau sedang di tempa agar menjadi kokoh dalam kehidupan. Kau sedang belajar menjadi orang ahli dalam kehidupan. Sehingga kelak kau lebih mencintai pasangan sebab kau tahu arti pengorbanan.

Ingatlah, teman. Bukankah kau tercipta dari sebuah sel sperma yang mampu membuahi sel telur di sana. Kaulah pemenang itu. Ketika ia mampu berenang dan menembus dinding sel gamet, hingga terbentuk zigot yang kan tumbuh menjadi manusia seutuhnya. Sesungguhnya, saat itulah kau menjadi pemenang untuk pertama kalinya. Jadi sebenarnya kau terlahir untuk menjadi pemenang, teman.

Percayalah, Tuhan takkan memikulkan beban berat di pundakmu jika dirasaNya kamu tak mampu tuk mengangkatnya. Tuhan Maha Tahu seberapa besar kemampuanmu. Kalau ternyata kenyataannya seperti ini, artinya Tuhan tahu bahwa kau begitu kuat menerima pelajaran dariNya. Hingga saatnya tiba, aku yakin, kau kan mendapatkan yang sepantasnya. Sesuai dengan yang kau perjuangkan. Sebab, kaulah pemenangnya.

Salam hangat salam literasi
Love and peace
EcyEcy; Benuo Taka, 1 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun