Planet, matahari, objek langit lainnya, berputar beriringan tanpa bersentuhan, tanpa bergesekan. Tetap di bidang edarnya. Konsisten dengan gerakannya. Tak berniat menelikung meski kesempatan itu ada. Tak berkeinginan pergi meninggalkan sistemnya meski ia mampu melakukannya. Mengapa? Karena mereka bersyukur padaNya.
Mentari silih berganti bermain peran bersama bulan dan bintang. Tak ada yang iri. Tak ada saling sikut untuk menggeser posisi dari peredaran. Semua tahu porsinya masing masing. Sang Surya penanda siang, dimana semua makhluk Tuhan berjibaku dengan kerjaan, sedang bulan bintang penghias lelapnya malam. Mengapa? Karena mereka bersyukur padaNya.
Pandanglah lautan! Purnama membawa air laut pasang. Namun tak selamanya. Keesokannya, air laut akan surut kembali seiring dengan perginya bulan. Desah dingin sang bayu ke arah lautan, keesokannya akan kembali lagi menuju daratan. Tak ada yang merubah keadaan. Semua sesuai dengan skenario Tuhan. Mengapa? Karena mereka bersyukur padaNya.
Bukankah kita pun ciptaanNya? Bukankah semua takdir yang kita hadapi telah tertuang dalam kitabNya? Jadi kita tinggal berusaha menjalaninya. Tapi mengapa kita masih mengeluh padaNya? Mengapa kita masih marah padaNya? Mengapa kita masih ada hasrat meninggalkanNya? Lihatlah alammu! Semesta saja bersyukur padaNya. Mengapa kita tidak?
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 5 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H