Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bintang Fajar

20 Agustus 2019   16:03 Diperbarui: 20 Agustus 2019   18:42 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu titik jauh diatas langit bumi. Tampak bercahaya meski tak begitu terang dari binar netra. Terlihat indah saat fajar mulai datang. Bercanda dengan mentari yang mengeringkan embun pagi.

Venus! Seperti itulah kupanggil bintang fajar itu. Dewi cinta bagi Romawi. Bulat dan besar menyamai bumi. Berpijak pada orbit mengelilingi matahari. Berotasi lebih lama dari bumiku. Lebih panas dan tandus seakan kehilangan rezekiNya.  

Diselimuti awan tebal tak berpenghuni. Asam sulfat pekat berdiam diri. Tak ada oksigen, hanya sedikit air yang diberi. Kurasa tak mungkin kudapat hidup nyaman di sana bilaku jauh dari muka bumi. Panas dan menyakiti.

Terimakasih Tuhan. Cukuplah kunikmati keindahan bintang fajar dari sini. Tetaplah kakiku berpijak pada tanah Pertiwi. Meski pandangan mataku melayang liar ke angkasa luar. Karena kumasih nyaman berada di bumi.

Pixabay.com
Pixabay.com
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 17 Juni 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun