Ku ingat kau adalah matahariku. Menghangatkan tanpa membakarku. Menyinari tanpa menyilaukanku. Menemani jiwa-jiwa dalam sepiku. Di ruang waktu dalam rumah rindu yang berdebu.
Aku tahu kau takkan mengalah pada silau kisah masa usangku. Aku tahu kau pantang menyerah pada duri pilu yang kutancapkan di hatimu. Karena kau lelakiku yang tak mudah patah oleh sembilu.
Kau lelakiku. Menjadi senja terindah dalam catatanku. Meski debu menutupi memoriku. Meski waktu memisahkan kenangan kau dan aku. Meski mimpi menggantungkan asaku. Aku tahu itu. Kau tetap lelakiku.
Kan kuurai angan, pada rindu yang tak tersampaikan. Meski merangkak pilu, memohon pada rembulan. Berharap sang bayu mendengar rintihanku lalu menyampaikan. Agar untaian rinduku terdengar oleh mu.
Salam hangat salam literasi😊🙏
EcyEcy; Benuo Taka, 17 Maret 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H