Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Tahu Itu

17 Maret 2019   23:19 Diperbarui: 30 Mei 2019   00:16 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ku ingat kau adalah matahariku. Menghangatkan tanpa membakarku. Menyinari tanpa menyilaukanku. Menemani jiwa-jiwa dalam sepiku. Di ruang waktu dalam rumah rindu yang berdebu.

Aku tahu kau takkan mengalah pada silau kisah masa usangku. Aku tahu kau pantang menyerah pada duri pilu yang kutancapkan di hatimu. Karena kau lelakiku yang tak mudah patah oleh sembilu.

Kau lelakiku. Menjadi senja terindah dalam catatanku. Meski debu menutupi memoriku. Meski waktu memisahkan kenangan kau dan aku. Meski mimpi menggantungkan asaku. Aku tahu itu. Kau tetap lelakiku.

Kan  kuurai angan, pada rindu yang tak tersampaikan. Meski merangkak pilu, memohon pada rembulan. Berharap sang bayu mendengar rintihanku lalu menyampaikan. Agar untaian rinduku terdengar  oleh mu.


Salam hangat salam literasi😊🙏
EcyEcy; Benuo Taka, 17 Maret 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun