Musim hujan mulai berlalu, musim buah masih belum lewat. Ketersediaan buah yang berlimpah merupakan rezeki Tuhan bagi makhluk-Nya. Bagian dari kekayaan alam Indonesia yang dianugerahi tanah yang subur dan beraneka jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan.Â
Ada buah mangga, durian, Langsat, Lei, dukuh, manggis, Ramania, cempedak dan yang lainnya. Terutama cempedak yang lagi membanjiri pasar tradisional dan pedagang tepi jalan.Â
Membahas lebih dalam mengenai cempedak memang luar biasa. Semua bagian buahnya bisa bermanfaat bagi kita. Daging buahnya yang harum kuning merona lagi manis merupakan makanan yang enak di lidah. Mau di makan langsung ataupun di goreng pakai tepung tetap saja nikmat. Bijinya dapat direbus lalu dimakan. Nikmatnya dapat mengalahkan kacang dan jagung rebus.
Kalau di pulau saya, kulit cempedak lebih berharga dari pada isinya. Orang rela memberikan daging buahnya pada orang lain dari pada kulitnya. Bahkan di pasar tradisional yang pernah saya datangi, kulit cempedak dijual sedangkan daging buahnya diberikan sebagai bonusnya. Di bilang lucu ya nggak juga. Karena memang benar di sini, kulit cempedak dapat diolah menjadi kuliner minimalis dengan rasa maksimal.
Biasanya kalau orang menikmati cempedak pasti hanya daging buah dan bijinya saja. Kulitnya kebanyakan dibuang begitu saja. Tapi mulai sekarang, stop membuang kulit cempedak karena kulit ini masih bisa dimanfaatkan sebagai kuliner lezat. Tak banyak yang tahu rasa dan cara pembuatannya. Tetapi kalau mencobanya, siapa saja pasti ketagihan.
Olahan kulit cempedak ini disebut Mandai. Mandai adalah makanan khas Kalimantan. Mandai dapat di goreng begitu saja lalu dimakan dengan sambal atau di masak menggunakan bumbu-bumbu rempah. Mandai salah satu makanan favorit saya kalau sudah mulai kehilangan selera makan. Rasanya yang khas mampu meningkatkan nafsu makan kita.
Bagaimana cara mengolahnya? Mudah sekali. Kupaslah kulit terluar dari cempedak lalu ambil bagian isinya hingga kita hanya mendapatkan kulit murninya saja. Potong-potong kulit sesuai dengan selera dan cuci bersih lalu tiriskan. Setelah airnya tiris, beri garam lalu aduk hingga garam tercampur rata. Setelah itu, susunlah kulit tadi dalam wadah tertutup dan biarkan kurang lebih satu hari.
Proses fermentasinya inilah yang membuat rasa Mandai khas. Semakin lama kita diamkan dalam ruang terbuka, maka rasa Mandai akan semakin masam. Jadi, jika tak ingin rasa Mandai terlalu masam, setelah dua atau tiga hari, Mandai dapat kita simpan di dalam lemari pendingin atau kulkas sehingga proses fermentasinya terhenti.
Bagaimana cara mengolah Mandai menjadi panganan yang lezat? Mudah sekali. Cuci Mandai sebelum di masak lalu tiriskan agar Mandai tak terlalu basah. Cara memasak Mandai ada beberapa macam diantaranya bisa digoreng saja, ditumis dengan bumbu ataupun di goreng krispi dengan menggunakan tepung bumbu. Goreng Mandai dalam minyak panas hingga kadar airnya berkurang atau warnanya berubah kuning keemasan.
Saya suka mengolah Mandai dengan ditumis bersama bumbu. Mandai yang sudah  digoreng kering di masak bersama tumisan bawang merah, bawang putih dan cabe besar hingga harum.  Tambahkan garam, gula dan lada  secukupnya lalu aduk rata. Tes rasa, jika sudah pas baru di angkat. Mandai pun siap dihidangkan bersama nasi putih dan lauk pauk yang lainnya.
Sedangkan untuk membuat Mandai krispi, kita harus memotong Mandai tipis-tipis setelah Mandai dicuci terlebih dahulu. Setelah itu, Mandai tadi kita celupkan ke dalam tepung bumbu yang basah yang telah dicampur air lalu celupkan kembali ke tepung bumbu kering hingga permukaan basahnya tertutupi tepung kering. Setelah itu goreng dalam minyak panas hingga berubah warna menjadi kuning kecoklatan.