8 Juli 2015. "Barangkali ada yang merasa kehilangan motor Honda Scoopy nopol K5090MM silakan datang ke graha sapta asri tembalang, motor ditemukan tanpa bensin, diduga kuat maling batal mencuri karena kehabisan bensin....."
9 Juli 2015. "Tolong jarkom telah hilang Yamaha Mio Merah nopol AD2958JT hilang di parkiran GEDUNG A TEKNIK KIMIA UNDIP..."
Ini adalah sekian broadcast yang masuk ke akun media sosial yang saya punya, dari sekian kasus curanmor, yang paling mencolok ialah semua terjadi di kawasan kampus! Kampus yang seharusnya menjadi tempat belajar yang aman dan kondusif baik pagi, siang, maupun malam kini dipertanyakan keamanannya. Satuan pengamanan (Satpam) pun sebenarnya sudah beroperasi 24 jam, namun sayangnya di Kampus Undip ini, ada tiga gerbang masuk, pintu utama, pintu belakang Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dan pintu belakang Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan (FPIK) namun hanya gerbang utama yang dijaga oleh satpam selama 24 jam penuh. Kekurangan lainnya ialah, kawasan UNDIP terlalu umum, terlalu bebas dimasuki orang-orang selain civitas akademika, pegawai kampus dan stakeholders kampus. Tidak seperti kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) atau UNNES Semarang yang steril dari kendaraan bermotor di dalam kampus.
Selain itu, di sekitar kampus pun terdapat dua kantor polisi di daerah Bulusan (Polsek Tembalang) dan pos polisi di sebelah SPBU UNDIP. Kini yang jadi pertanyaan, kemanakah satuan keamanan tersebut? Sudah barang tentu keamanan menjadi hak seluruh mahasiswa di kampusnya. Sekitar beberapa minggu yang lalu pun kepolisian sudah menggelar razia besar-besaran, namun tidak ada efek jera bagi pelaku curanmor. Sekarang, maling memang sudah canggih dan ahli, motor pun bisa dibobol dalam waktu singkat.
Penangkapan komplotan Curanmor, Januari 2015
Polres Tembalang Ringkus Pelaku Curanmor Kambuhan
Menurut salah seorang pelaku yang tertangkap, waktu untuk membobol satu buah motor bisa hanya dalam waktu 5 menit. Selain itu, yang melatarbelakangi mereka ialah alasan ekonomi, namun sayangnya alasan ekonominya berupa "tidak cukup uang untuk membeli miras". Dan lebih parahnya lagi, para pelaku berusia sekitar 16-22 tahun. Usia yang seharusnya sangat potensial untuk membentuk sumber daya manusia yang produktif
Sebagai salah seorang mahasiswa jurusan Teknik Kimia, saya cukup resah karena dalam satu bulan sudah tiga buah motor hilang di tempat parkir dimana saya biasa parkir motor. Saya tidak tahu, apakah pihak rektorat/birokrasi kampus telah mengetahui tentang hal ini, namun hingga tulisan ini ditulis, nampaknya belum ada kebijakan-kebijakan kampus yang berkenaan dengan hal ini, belum ada sinergisitas antara pengelola kampus dengan kepolisian, belum ada tindakan strategis yang dilakukan oleh pihak kampus baik di tingkat jurusan, fakultas, atau universitas. Bahkan himbauan pun setahu saya belum ada dari pihak internal kampus, hanya saja dari kepolisian sudah ada masukan, mahasiswa yang akan meninggalkan kampus menuju kampung halaman bisa menitipkan kendaraannya di Kapolsek Tembalang.
Memang, pihak keamanan kampus, rektorat, atau kepolisian tidak bisa melulu disalahkan tentang hal ini, kewaspadaan mahasiswa terkadang masih kurang dan seringkali ceroboh seperti meninggalkan kunci di bagasi. Namun, jika ada jaminan keamanan dari pihak berwenang, tentunya akan membuat seluruh civitas akademika UNDIP akan lebih tenang dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar di salah satu PTN terbaik ini.
Malu dong, katanya salah satu PTN terbaik tapi dari segi keamanan kampus saja masih sangat kurang? Bagaimana langkah selanjutnya, wahai para pemangku kebijakan di kampus?