KAI dulu dan sekarang yang jauh berbeda, berbenah menjadi lebih baik. Hal ini saya rasakan sendiri karena sudah menggunakan KAI selama 10 tahun terakhir sebagai pilihan transportasi umum yang saya gunakan. Selain harganya terjangkau , ketepatan waktu perjalanan dan kenyamanan didalam kereta yang membuat saya tetap bertahan menggunakan KAI sampai saat ini. S
aya tinggal di Kabupaten Cilacap yang mempunyai beberapa stasiun yang dulunya hanya dilewati oleh beberapa kereta, namun sekarang sudah lebih banyak kereta yang berangkat dari Stasiun Cilacap yang tentu sangat memudahkan mobilitas saya. Jika dulu Stasiun Cilacap hanya memberangkatkan KA Purwojaya dengan relasi Stasiun Cilacap - Gambir , sekarang sudah ada KA Joglosemarkerto relasi Cilacap - Yogyakarta (PP), KA Kamandaka relasi Cilacap - Semarang (PP), dan KA Wijayakusuma relasi Cilacap - Banyuwangi (PP). Hal ini juga sangat membantu meningkatkan minat pariwisata di daerah Kabupaten Cilacap.
Selain perjalanan kereta api yang bertambah , rangkaian gerbong kereta yang digunakan juga merupakan rangkaian yang cukup nyaman dengan gerbong ekonomi premium dan eksekutif. Harga tiketnya juga masih sangat terjangkau sebanding dengan kenyamanan yang didapatkan. Ketepatan waktu keberangkatan perjalanan kereta api dan kecepatan waktu yang ditempuh juga menjadi nilai plus dalam meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan kereta api sebagai pilihan transportasi jarak jauh. Saat ini pembelian tiket kereta api juga sangat dimudahkan, penumpang bisa membeli tiket kereta api menggunakan aplikasi Access by KAI yang tersedia pada App Store dan Play Store. Cara pembeliannya juga mudah dan sederhana dengan pilihan pembayaran yang beragam.
Dulu saya pernah menggunakan KA Serayu relasi Stasiun Purwokerto - Pasar Senen, pada saat itu saya membawa banyak barang. Ketika sampai di Stasiun Pasar Senen , saya mengejar jadwal KRL yang pertama menuju Stasiun Duri. Waktu berselang saya sampai di Stasiun Tangerang, setelah sampai rumah saya baru sadar ternyata ada 1 barang tertinggal yaitu bantal bayi dan beberapa peralatan yang ada bersama bantal bayi tersebut. Kemudian saya telfon call center KAI dan memberitahukan kehilangan barang. Kemudian pihak KAI memberikan informasi bahwa bantal bayi saya disimpan di Stasiun Pasar Senen. Akhirnya saya kembali lagi ke Stasiun Pasar Senen untuk mengambilnya. Pegawai KAI patut di apresiasi atas kejujurannya.
Beberapa waktu lalu saya berangkat dari Stasiun Maos menggunakan KA Lodaya relasi Bandung - Surabaya dan saya turun di Stasiun Kroya dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dengan harga goshow yang saya dapatkan sekitar Rp 70.000,-. Saya cukup terkejut dengan rangkaian Ekonomi New Generation yang sangat bagus dengan berbagai perubahan yang ada didalamnya, mulai dari tombol pintu otomatis , tempat duduk 2-2 searah laju kereta dengan legroom yang lebih luas , dan interior yang sangat ciamik seperti gerbong eksekutif. Saya sangat bangga pada KAI yang bisa terus berinovasi hingga sampai saat ini. Semoga Kereta Api selalu menjadi kebanggaan dan menjadi transportasi umum utama pilihan masyarakat.
#DidiekHartyantoxKompasiana #MendidiekJadiLebihBaik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H