Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat untuk Bunda Pertiwi

3 Februari 2012   14:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:06 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bunda pertiwi

Kucoba tulis surat ini untukmu

Tak tahu apa yang hendak kukata

Kumerasa kehilangan kata

Karena sesak sesal di dada

Bunda pertiwi

Kusudah membuat mukamu kumuh

Kusudah membuat wajahmu bopeng

Kusudah membabat rambut hijaumu

Memastikan tubuhmu jadi gurun

Bunda pertiwi

Telah kuterima sebagian hukuman

Di sini di neraka kehidupan

Tapi, yang paling kusesali

Kelakhanya bisa kuwariskan kehancuran

Untuk cucu-buyutmu

Karena karakusanku

Lantaran ketamakanku

Yang tak terkendali

Dan lupa diri

Hanya untuk menumpuk materi

Yang hanya pikirkan masa kini

Lupa menimbang akibatnya nanti

(Salam hormat dan salutku kepada semua sahabat yang bergerak melestarikan alam dan lingkungan hidup di negeri ini).

(I Ketut Suweca , 3 Februari 2012).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun