Setiap orang mempunyai masalah.Kita semua memiliki masalah, besar atau kecil.Adalah wajar di dalam kehidupan ini kita menghadapi masalah, karena hidup itu pada hakekatnya mengatasi masalah demi masalah.Adakah manusia normal yang benar-benar terbebas dari masalah dalam hidupnya?Tentu tidak ada, bukan? Jadi, masalah atau problem itu sudah menjadi bagian dari hidup seiring dengan dinamika kehidupan dan manusia dituntut untuk mengatasinya dengan mengambil langkah dan melaju maju ke keadaan yang lebih baik.
Bagaimana jika masalah itu menimbulkan stres dan bersamaan dengan berlalunya waktu, stres itu tidak kunjung hilang, bahkan semakin menghantui? Ternyata, ada sebuah teknik mengurangi tekanan batin seperti itu, yakni dengan cara sederhana :menuliskannya. Ini adalah hasil riset Dr. James W. Pennebaker yang membuktikan bahwa mengekspresikan emosi berpotensi melindungi tubuh dari kerusakan akibat stres yang tersimpan lama di dalam diri dan berpengaruh positif terhadap kesehatan jangka panjang. Menurutnya, kegiatan menulis yang dilakukan secara terbuka (opening up) dapat menyehatkan rohani.
Mengikuti pendapat Pennebaker, maka kalau stres, Anda dianjurkan untuk menuangkan beban batin Anda itu ke dalam tulisan atau karangan. Tuliskan rasa sedih, rasa marah, dan benci Anda, rasa duka Anda. Semuanya tuliskan, sampai tuntas.Sembari menulis, kalau Anda ingin menangis, maka menangislah sambil menulis. KalauAnda ingin marah, tuangkan seluruh kemarahan itu ke atas kertas. Jangan ada sedikit pun yang tersisa. Kalau Anda ingin berteriak, ‘berteriak’-lah denganpulpen dan kertas, dengan kalimat-kalimat yang keras, menghentak, dan menggedor. Tumpahkan semua kesedihan, kemarahan, ketegangan, atau apa pun bentuknya ke atas kertas. Selama ini semua hal-hal negatif itu telah Anda simpan rapat-rapat di dalam memori pikiran dan perasaanAnda, dan kini lepaskanlah. Seret ke luar semua itu dengan bantuan kata-kata tertulis.
Menulislah dengan emosi, seperti yang dianjurkan oleh Carmel Bird.Libatkan emosi Anda secara total. Jangan sekali-kali ditahan karena merasa malu, ragu atau khawatir diketahui orang. Ini adalah ruang privat Anda. Kalau, misalnya, Anda memiliki perasaan bersalah kepada seseorang, ekspresikan rasa bersalah itu. Sebutkan apa-apa saja kesalahan Anda, dan mintalah maaf dalam tulisan itu, walaupun tulisan itu tak sampai kepada orang yang Anda mintai maaf. Kalau Anda benci pada seseorang, kemukakan kebencian Anda itu. Apa pun yang ingin Anda katakan, katakan saja lewat tulisan. Mau marah, mau benci, mau kecewa, mau sedih, mau meratap, tuliskan saja. Ini adalah salah satu cara penyembuhan diri sendiri (self-healing).
Kalau kebetulan Anda penulis yang mahir, maka menulis tentu tidak menjadi masalah. Tetapi, jika Anda bukan orang yang mahir menulis, membuang stres dengan cara menuliskannya juga tidak masalah. Saat menuliskan pikiran dan perasaan Anda,jangan memperhatikan tata bahasa atau ejaan atau tata tulis lainnya. Anda bebas menulis tanpa aturan.“Anda tidak usah terlalu memikirkan masalah tata bahasa, ejaan, ataupun stuktur kalimat ketika menulis. Anda juga harus berusaha untuk membebaskan diri Anda. Terserah kepada Anda untuk menulis apa saja yang Anda inginkan. Yang penting, Anda merasa nyaman dan tekanan Anda hilang ketika menulis,” ujar Dr. Pennebaker seperti dikutip Hernowo dalam Mengikat Makna Update (Mizan, 2009 : 46). Buatlah agar batin dan tubuh Anda terasa lebih ringan dan plong. Lakukan ini berulang-ulang hingga Anda mendapatkan hasil terbaiknya.
Setiap kali usai menuliskannya, jangan lupa berterima kasih kepada Tuhan karena Anda sudah diberikan jalan untuk melepaskan deraan batin yang selama ini menghantui Anda. Mohonlah tuntunan agar Anda menjadi lebih kuat, lebih tegar, lebih tabah menjalani kehidupan ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI