“Wajah cantik dan ayu siapa yang punya. Mata lentik dan sayu siapa yang punya …”
Sahabat masih ingat petikan syair lagu lawas di atas? Lagu itu mungkin salah satu lagu favorit yang tak pernah lepas dari ingatan kita. Namun, kali ini saya tak hendak berbicara soal lagu, melainkan tentang lapak yang laris disertai pertanyaan: siapa yang punya? Tapi, untuk menjawab pertanyaan “siapa yang punya?” ini saya serahkan saja sepenuhnya kepada sahabat, kendati saya jadikan bagian dari judul artikel ini, he he. Yang lebih penting adalah menjawab pertanyaan : apa ciri-cirinya lapak yang laris?
Berdasarkan pengamatan saya, ada lima ciri lapak yang ‘dagangan’-nya laris manis. Inilah dia! Tetapi, jangan lupa untuk membandingkannya dengan jawaban sahabat sendiri ya.
Pertama, judulnya menarik. Judul postingan yang menarik adalah: langsung menggoda pada pandangan pertama! Judul yang menarik bukanlah judul bombastis. Judul bombastis, pertama-tama menarik secara sepintas, tapi isinya nyaris tanpa pesan yang orisinal, apalagi baru. Yang begini bakal ditinggalkan pembaca. Judul yang menarik itu mencerminkan isi dan memiliki daya gugah untuk dinikmati lebih lanjut.
Kedua, isinya berkualitas. Berkualitas dalam arti memiliki aktualitas, memberi inspirasi, dan kebermanfaatan kepada pembaca. Materi yang disampaikan bersentuhan langsung dengan kebutuhan, minat, atau berkedekatan dengan pembaca. Tulisan yang terlalu berat untuk ‘dikunyah’ atau terlalu ilmiah menjadi kurang menarik dikencani di media online seperti ini. Sebaliknya, artikel yang mengandung unsur human interest ternyata laku keras.
Ketiga,rajin menjawab komentar yang masuk. Jika kompasianer malas menjawab komentar yang masuk ke lapaknya, janganharap ia akan mendapat kunjungan-kunjungan ulangan pada kesempatan berikutnya. Para sahabat pasti malas berkunjung lagi karena tak mendapatkan respon sama sekali dari sang pemilik lapak. Hanya yang rajin membalas komentar yang disukai.
Keempat, pemiliknya punya popularitas. Kepopuleran pemilik lapak tak bisa diraih hanya dengan mengisi lapak sendiri dan setelah itu selesai.Melainkan, dia juga mesti rajin nyamperin (baca: blogwalking) lapak para sahabat. Barang siapa yang rajin berkunjung ke lapak sahabat, maka dapat diyakini, dia akan sering dikunjungi pula. Jadi, ia dikenal dan sering dikunjungi lantaran dia sendiri rajin berkunjung. Sudah sangat jamak para sahabat kompasianer melakukan ini.
Kelima, artikel tak terlalu panjang. Kalau diperhatikan panjang-pendek tulisan para kompasianer, ternyata cukup bervariasi. Akan tetapi, yang paling banyak adalah artikel yang panjangnya kurang-lebih satu halaman kertas folio/A4. Ukuran inilah yang paling umum dipakai. Artikel yang hanya terdiri atas dua atau tiga kalimat, dianggap kurang berisi/lengkap. Sebaliknya, artikel yang berpanjang-panjang, pembaca dibuat bosan sehingga cenderung cabut sebelum tuntas membaca.
Aha, saya sudah hadirkan lima ciri lapak yang laris pengunjung. Kini giliran sahabat untuk melengkapinya. Selamat pagi.
( I Ketut Suweca , 19 Agustus 2011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H