“Aku merasa tidak bisa menulis setelah beberapa kali kucoba. Aku jadi merasa tidak mungkin menjadi penulis. Apa yang mesti kulakukan?”
Ada kata-kata/ucapan yang benar-benar dapat menghentikan langkah Anda. Apakah itu? Pertama, ucapan ‘tidak bisa’, dan kedua ‘tidak mungkin’.Kedua pernyataan itu hanya akan mengantarkan seseorang untuk memilih jalan paling gampang, yakni berhenti berusaha. Dalam banyak pekerjaan, tidak sulit mencari orang yang sering mengucapkan kedua kata-kata di atas. Dalam hal menulis pun, tidak sedikit yang bersikap pesimis, sehingga disadari atau tidak, ucapan itu akhirnya mewujud ke dalam realitas.
“Setiap kali seseorang mempunyai pikiran atau cara berpikir kronis yang panjang, ia sedang berada di dalam proses penciptaan. Sesuatu akan mewujud dari pikiran-pikirannya,” ujar Michael Bernard Beckwith dalam The Secret (2007 : 19). Jadi, kalau kita mengatakan ‘tidak bisa’ secara terus-menerus, maka kita akan benar-benar tidak bisa! Kalau kita acapkali mengatakan ‘tidak mungkin’, maka jangan heran kalau ketidakmungkinan itu benar-benar menjadi nyata! Kita menjadi seperti apa yang selalu kita pikirkan. Jadi, pada awalnya pola pikirlah yang mesti disesuaikan, mindset-lah yang seyogianya diarahkan ke pola berpikir positif.
Dalam bidang tulis-menulis, perkataan ‘tidak mungkin’ menyebabkan orang berhenti berusaha untuk mencapai tujuan menjadi penulis. Kata-kata ini menjadi vonis mati bagi pengembangan potensi, kreativitas, dan kemampuan seseorang. Belum sampai mengerahkan kemampuan terbaiknya, orang seperti ini akan menyerah di pertengahan jalan seraya berkata ‘ aku sudah tidak mungkin berhasil’. Demikian pula dengan kata ‘tidak bisa’. Kata-kata ini pun sungguh menghambat bahkan mematikan langkah sang empunya. Pernahkah Anda mendengar kata-kata bernada pesimis seperti itu di sekitar Anda?
Kata ‘tidak mungkin’ dan ‘tidak bisa’ yang diucapkan berkali-kali, dengan bersuara maupun tidak, pada akhirnya akan tertanam di dalam pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar itu bagaikan lahan subur yang selalu siap ditanami apapun. Apakah yang ditanam itu pohon beracun atau pohon nangka yang unggul, bukan masalah. Tanah subur pikiran bawah sadar akan menerimanya tanpa koreksi, tanpa evaluasi. Tugasnya hanya membesarkan. Dia tidak memilih-milih jenis tanaman. Pikiran jenis apapun yang sering Anda tanam, pikiran seperti itulah yang akan tumbuh, berkembang, dan berbuah dengan lebatnya. Kalau Anda menanam pikiran ‘tidak bisa’ dan ‘tidak mungkin’, maka benar, Anda pasti tidak bisa dan tidak mungkin berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu.
Daripada menanam dan memelihara pikiran negatif seperti itu, mari kita buang saja dan ganti dengan pikiran-pikiran positif. Selalu tanamkan benih-benih pikiran bahwa “saya pasti bisa”, dan pikiran bahwa “kemungkinan selalu ada” dalam benak kita. Berikan dia tumbuh di situ. Rawatlah setiap saat. Jangan biarkan parasit pikiran negatif apapun bentuknya mengganggu pertumbuhannya. Dan, lihatlah kemudian, pikiran itu benar-benar mewujud ke dalam kenyataan. Anda benar-benar bisa dan segala sesuatunya ternyata mungkin! Jangan pernah menganggap remeh kemampuan Anda betapa pun situasi yang Anda hadapi.
Mari kita lakoni perjuangan menjadi penulis dengan penuh semangat, hadapi tantangan dan rintangan dengan konsisten berpegangan pada konsep berpikir postif. Hanya dengan begitu, kita tidak akan goyah, tidak pula gampang mandeg, apalagi mundur di tengah jalan. Kita akan melangkah terus dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang teruji, tanpa perlu menepuk dada sendiri. Selamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H