Tanaman di halaman rumah sudah sangat rimbun. Daun tanaman yang kucukur dua bulan lalu, kini sudah tumbuh tak teratur sehingga sebagian mengganggu jalur masuk rumah. Pohon jambu klutuk atau sotong disitu sudah semakin tinggi pula. Daunnya yang lebat menyentuh genting rumah. Tanaman di dekat pintu pagar pun tak kurang rimbunnya. Sebatang pohon jeruk nipis sudah bercabang banyak. Rantingnya bagai lengan, terentang ke mana-mana, pun duri nya yang siap melukai tangan siapa pun yang menyentuhnya jika tak hati-hati.
Saya dan Dwi -- anak lelaki saya kedua – pagi-pagi bergotong-royong mencukur dedaunan dan ranting pohon dan membersihkan halaman rumah. Kendati sempit, halaman itu cukup ditanami sederetan tanaman sehingga memberikan kesan hijau, segar, dan alami. Tidak kurang dari 1,5 jam lamanya kami berdua melakukan gerakan bersih-bersih. Biasanya, pada hari Minggu pagi seperti ini, saya berolah raga di luar rumah. Tapi, untuk kali ini cukup ‘olahraga’ dengan bersih-bersih di rumah saja. Toh, dengan ini, kami berdua bisa berpeluh. Dapat bergerak, halaman rumah pun bersih.
Usai membersihkan halaman rumah, saya duduk sejenak sambil membaca koran Kompas edisi Minggu, 22 Januari 2012. Ternyata di situ ada liputan menarik yang mengetengahkan pentingnya keserasian hidup bersama alam dengan konsep fengsui. Karena telah lama tertarik dengan fengsui, saya pun membacanya dengan serius.
Menurut konsultan fengshui, Linda Kusuma Effendy, fengsui merupakan ilmu pengetahuan China kuno tentang bagaimana lingkungan, bangunan atau tata letak menentukan aliran energi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Disebutkan, fengsui yang sejatinya merupakan ilmu arsitektur China kuno itu memang banyak digunakan untuk menunjang keberhasilan dalam berbisnis oleh sebagian masyarakat. Meski begitu, bagaimana dan seberapa besar peranan fengsui untuk menunjangnya, tidak banyak orang tahu.
Bagi Linda, fengshui sepenuhnya merupakan perhitungan rasional untuk mendapat keharmonisan dan kemakmuran atau kerap disebut “keberuntungan” “Fengshui adalah keberuntungan bumi,” katanya sebagaimana dikutip wartawan Kompas.
Linda menyebutkan, keberhasilan seseorang dalam berbisnis dan dalam kehidupan pada dasarnya ditentukan oleh tiga keberuntungan, yaitu keberuntungan manusia, bumi, dan langit. Dijelaskan, keberuntungan manusia bisa dibangun melalui perilaku yang baik, pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan, keberuntungan bumi didatangkan lewat fengsui yang mengatur tata ruang dan bangunan. Sementara, keberuntungan langit berupa talenta dan hoki.
Anda tertarik mendalami fengsui? Silakan simak buku-buku fengsui, diantaranya yang ditulis oleh Mas Dian, seorang konsultan fengsui juga sebagaimana Linda Kusuma Effendy. Bahkan, Mas Dian sudah menulis puluhan buku mengenai fengsui selama lebih dari 20 tahun terakhir.
( I Ketut Suweca , 22 Januari 2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H