Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Ekonomi Kreatif” dalam Kabinet SBY

22 Oktober 2011   09:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:38 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II menjadi kenyataan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 18 Oktober 2011 mengumumkan nama para menteri, pejabat setingkat menteri, serta para wakil menteri hasil perombakan. Sebelum itu, banyak yang tidak sabar dengan proses panjang yang dilakukan oleh SBY, dimulai dari ditiupkannya isu perombakan kabinet, pemanggilan calon wakil menteri, pertemuan dengan pimpinan parpol anggota koalisisampai akhirnya menetapkan siapa menjabat apa.

Wakil Menteri

Jumlah anggota kabinet tetap dipertahankan 34 orang. Dua menteri dari parpol (PKS dan Partai Demokrat) diberhentikan dan digantikan dari kalangan profesional. Namun, jumlah wakil menteri bertambah, dari 10 orang menjadi 19 orang! Undang-Undang Kementerian Negara memberikan hak kepada presiden untuk mengangkat wakil menteri jika memang dalam kementerian tersebut ada beban kerja yang membutuhkan penanganan secara khusus! (Kompas, 19/10/2011).

Banyak pengamat menyangsikan efektifitas para wakil menteri tersebut. Pertanyaan mereka berkisar: apakah wakil menteri itu benar-benar dibutuhkan untuk mendongkrak kinerja lembaga pemerintahan? Apakah tidak sebaiknya para pejabat eselon Ia, seperti sekjen dan dirjen, lebih diefektifkan? Tidakkah kehadiran para wakil menteri justru menjadi beban bagi upaya meningkatkan akselerasi pelaksanaan program-program pembangunan? Bagaimana dengan spirit of team yang terbentuk dalam lembaga, bisakah sinergis dengan kehadiran wakil menteri? Pertanyaan-pertanyaan itu tentu saja memerlukan jawaban. Dan, pastinya, Presiden SBY memiliki alasan yang pasti sekaligus harapan terhadap para wakil menteri tersebut.

Kini mereka sudah dilantik. Besar harapan masyarakat agar mereka dapat bekerja dengan sebaik-baiknya bersama menteri di lembaga itu dan unsur pimpinan di eselon atas. Optimisme tampaknya mengemuka tatkala melihat figur-figur yang dipasang sebagai wakil menteri adalah kalangan profesional dan akademisi.

Ekonomi Kreatif

Ada yang menarik dari penamaan kementerian sebagaimana diumumkan SBY pada hari Selasa (18/10) malam. Kementeriaan Pendidikan diubah namanya menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kata “kebudayaan” itu adalah bagian dari nama lama yang sempat dicopot, kini dipasangkan kembali. Sementara itu, unsur “kebudayaan” dalamKementerian Pariwisata dan Kebudayaan, dicoret dan digantikan dengan “ekonomi kreatif.” Jadilah sebutannya: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pertanyaan yang muncul kemudian, kok kebudayaan berdampingan dengan ekonomi kreatif? Logika sederhanya: untuk kemajuan pariwisata diperlukan perekonomian yang dilaksanakan dengan mengedepankan kreativitas. Ekonomi kreatif akan mendorong kemajuan pariwisata dan begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain, pariwisata yang maju mau tak mau mesti ditunjang ekonomi kreatif. Sebaliknya, ekonomi bisa maju dan menunjukkan kreativitas jika ditopang oleh kemajuan dunia pariwisata.

Ekonomi kreatif diyakini dapat mempercepat kemajuan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis. Hal ini didasari pada fenomena paradoks yang muncul dari pengalaman pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis yang amat tajam antara negara-negara yang miskin sumber daya alam (SDA) dengan negara yang melimpah kekayaan alamnya. Banyak negara memperlihatkan kebenaran pandangan bahwa kekayaan sumber daya alam yang melimpah bukanlah jaminan bagi tercapainya kesejahteraan rakyat suatu negara.

Berpengetahuan, Kreatif, dan Inovatif

Sebagaimana ditulisDr. Mauled Moelyono (2010), kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis terletak pada keunggulan modal manusia dalam membangun ekonomi kreatif, melalui: 1). Investasi jangka panjang pada pendidikan; 2). Modernisasi infrastruktur informasi; 3). Peningkatan infrastuktur untuk pengembangan kreativitas dan kapabilitas inovasi; dan 4). Penciptaan lingkungan ekonomi yang kondusif untuk mendorong transaksi pasar yang lebih atraktif tetapi efisien.

Dengan konsep ekonomi kreatif, maka modal manusia menjadi fokus perhatian. Para ahli ekonomi dan sosiologi sepakat bahwa modal manusia memiliki peran yang lebih nyata, bahkan lebih penting daripada peran faktor teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut tak melulu menyangkut kuantitas, bahkan jauh lebih penting adalah kualitas. Diantara berbagai aspek modal manusia, aspek pendidikan dipandang sebagai faktor yang paling penting dalam menentukan modal manusia. Melalui pendidikan, manusia akan memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuannya, manusia dapat membangun keberhasilan hidup dengan lebih baik. Implikasinya, semakin tinggi tingkat pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum, kata Moelyono, semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa tersebut.

Kualitas manusia berkorelasi positif dengan kreativitas dan inovasinya. Bertautan dengan ekonomi kreatif ini, maka tentu saja manusia Indonesia diharapkan menjadi insan-insan yang kreatif dan inovatif sehingga mampumenghasilkan produk barang dan jasa yang meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu. Hanya manusia yang kreatif dan inovatif yang bisa menumbuhsuburkan ekonomi kreatif. Maka, sasarannya adalah peningkatan sumber daya manusia Indonesia menuju tercapainya produktivitas yang tinggi dengan kreativitas dan inovasi di dalamnya. Jadi, manusia berpengetahuanlah yang menjadi basis pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, karena dengan pengetahuan yang tinggi, kreativitas dan inovasi bisa tumbuh dan berkembang.

Terkait dengan makna dan maksud istilah “ekonomi kreatif” dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tentu hanya bisa dijawab oleh pembuatnya. Uraian mengenai tugas pokok dan fungsi institusi itulah yang nantinya akan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang apa sesungguhnya yang dimaksud dengan istilah “ekonomi kreatif’ dalam konteks kelembagaan.

Selamat menunaikan tugas para menteri, para pejabat setingkat menteri, dan wakil menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu II setelah dirombak Oktober 2011. Tak hanya Presiden SBY, seluruh rakyat negeri ini pun menanti hasil karyaAnda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun