Saya terkesan membaca buku “Menguangkan Ide: Kaya dari Menulis Artikel” (2010), karya Sudaryanto. Di dalam buku itu Sudaryanto antara lain menulis, bahwa kadangkala penulis artikel memperoleh penghargaan dari lembaga/kementerian tertentu. Dia mengambil contoh, dulu Prof. Suyanto, Ph.D (yang kini menjabat sebagai salah seorang Dirjen di Depdiknas), ternyata pernah memperoleh penghargaan berupa Piagam Penghargaan dari Mendikbud waktu itu. Penghargaan itu diberikan atas artikelnya yang berjudul “Perlunya Reorientasi Perguruan Tinggi,” pada tahun 1997.
Awalnya artikel Prof. Suyanto dimuat di Kompas dan ternyata terpilih sebagai salah satu artikel terbaik bidang pendidikan dan kebudayaan. “Maka, bisa kita katakana, bahwa Prof. Suyanto terbilang sukses hidupnya berkat menulis artikel. Dua jenis kesuksesan yang telah ia raih, yakni sukses meteri dan sukses prestasi dari menulis artikel, khususnya di media massa cetak,” tulis Sudaryanto dalam buku itu.
Kini, persaingan menulis di media massa cetak, seperti koran dan majalah kian ketat. Jumlah penulis semakin banyak. Hanya dia yang tulisannya yang oleh Redaksi media massa cetak dipandang paling baguslah yang akan dimuat. Untuk memenangkan persaingan ini, tentulah bukan perkara mudah. Diperlukan kemauan keras dan kemampuan lebih dalam berkarya. Tak bisa instan. Perlu jam terbang yang memadai. Perjuangan panjang dan berat para penulis artikel yang telah berkontribusi bagi pencerdasan kehidupan bangsa, selayaknya mendapatkan penghargaan yang setimpal.
Mengandalkan honorarium dari media cetak saja tak cukup (itu pun kalau ingat dibayar). Pihak-pihak tertentu yang terkait seperti pemerintah, yayasan, pimpinan perguruan tinggi, para kepala sekolah kiranya perlu memberikan penghargaan yang layak bagi siswa, mahasiswa, karyawannya yang yang rajin menulis di koran. Hal ini penting mengingat kontribusi yang diberikan para penulis demi kemajuan dan kecerdasan bangsa melalui karya-karya tulisnya tak bisa dianggap enteng. Di samping itu, penghargaan dimaksud, apapun bentuknya, perlu untuk menggugah para penulis agar berkarya dan berkarya terus dan bahkan menjadikan pekerjaan menulis sebagai profesi yang terhormat.
Semoga artikel sederhana ini dibaca oleh para pihak yang berkepentingan dan memiliki otoritas di bidangnya. Semoga mereka tergerak untuk memberikan penghargaan kepada para penulis di negeri ini.
( I Ketut Suweca , 15 Oktober 2011).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H