Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berkomentar dengan Santun di Lapak Sahabat

3 Agustus 2011   08:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:08 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Alangkah senangnya apabila ada pembaca yang sudi membaca postingan kita di kompasiana dan membubuhkan komentar. Begitu selesai memposting tulisan, kita berharap akan ada yang membaca dan memberikan komentar, bukan? Kalau tidak mendapatkan komentar, tentu saja kita merasa (sedikit) kecewa. Jadi, komentar dari pembaca sangat kita diharapkan.

Setiap kompasianer mengharapkan komentar yang positif, melengkapi, memotivasi atau membangun. Kalau pun berisi kritik, tetap saja kritik itu diharapkan bisa dikemas secara santun. Sesungguhnya, tidak ada satu orang pun suka dikritik, apalagi di forum terbuka seperti ini. Maka, mengkritik boleh-boleh saja, tapi hal itu dapat dilakukan jika terpaksa dan seyogianya dikemas dengan baik. Dengan begitu, si penerima tidak menjadi tersinggung karenanya, sebaliknya bahkan berterima kasih karena sudah diingatkan.

Mungkin ada baiknya kita mempertimbangkan hal-hal berikut ini tatkala hendak berkomentar di lapak sahabat.

1.Bacalah postingan dengan baik. Dengan membaca dengan baik sebuah postingan, kita akan dapat memahami isinya dengan baik. Pemahaman ini sangat penting pada saat kita membubuhkan komentar. Jika tidak membaca dengan saksama dan lengkap, bukan tidak mungkin komentar yang kita sampaikan melenceng dari topik yang dibahas. Saya pernah salah memberikan komentar dengan menanyakan sesuatu yang sudah dijelaskan di dalam uraian postingan seorang sahabat. Ketika mendapatkan penjelasan bahwa yang saya tanyakan itu sudah diuraikan dalam tulisan, saya jadi malu sendiri, he he he.

2.Berikan komentar yang cukup. Memberi komentar, ya, benar-benar memberikan komentar. Tidak sekadar meninggalkan jejak, misalnya dengan kata-kata ini : ‘thank’, ‘nice posting’, dan kata amat singkat yang sejenis walau pun itu boleh-boleh saja. Pemilik lapak tentu tidak mengharapkan komentar yang hanya seperti itu. Jadi, mari berkomentar yang sifatnya melengkapi postingan, mengucapkan terima kasih atas informasi yang diberikan, memberikan semangat/motivasi, contoh pengalaman sendiri, dan sebagainyadengan uraian yang sedikit lebih lengkap.

3.Usahakan tidak sekadar menitip link pada kolom komentar. Pemilik lapak tentu tidak mengharapkan kita hadir sekadar untuk nitip link. Terasa kurang pas kalau kita hadir, semata-mata untuk meletakkan link walaupun mungkin si pemilik lapak dengan santun menanggapi dengan balasan kata-kata ‘silakan Mas, tak ada yang melarang kok’ atau kalimat lain.

4.Jangan pernah menggunakan kata-kata kasar. Kita ber-kompasiana tentu untuk saling berbagi, mendapatkan sahabat, dan mendapatkan kegembiraan. Oleh karena itu, sebagai pemberi komentar jangan sampai menggunakan kata-kata kasar. Tidak etis. Kalau tak sependapat, kita bisa memilih bahasa yang santun atau memilih tidak memberikan komentar sama sekali.

5.Ucapkan terima kasih kepada sahabat. Membiasakan diri menyampaikan kata terima kasih atas informasi, catatan pengalaman, pengetahuan yang diberikan pemilik lapak, adalah hal yang penting dalam menjalin tali persahabatan. Kita telah mendapatkan sesuatu dari postingan itu, maka sudah seyogianya kita menyampaikan terima kasih. Sesekali, sampaikan juga doa untuk kesehatan sahabat kita itu dengan hati yang tulus.

Jika kita menerapkan etika berkomentar seperti saya usulkan di atas, maka interaksi di antara kita akan menjadi indah, harmonis, dan menyenangkan. Suasana berbagi informasi, pengetahuan, pengalaman, dan penghiburan pun menjadi menggairahkan sehingga mengundang kerinduan untuk hadir kembali.

( I Ketut Suweca,3 Agustus 2011).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun