Biasanya, kekuasaan formal ini dilandasi dengan surat keputusan pemimpin di atasnya yang mengangkat yang bersangkutan sebagai pemimpin pada level tertentu. Pengangkatan inilah yang mengantarkannya memiliki legitimate power.
Kedua, reward power.
Reward power adalah dasar kekuasaan dan pengaruh yang dilandasi  pada reward yang akan diberikan kepada orang-orang yang dipimpin. Dengan janji akan memberikan imbalan (reward) dengan berbagai bentuknya, akhirnya yang bersangkutan dipilih menjadi pemimpin.
Contohnya dalam kepemimpinan politik, baik di lembaga legislatif seperti DPR dan DPRD maupun eksekutif seperti Bupati-Wakil Bupati, Gubernur-Wakil Gubernur, dan Presiden-Wakil Presiden yang diplih oleh rakyat.
Ketiga, coersive power.
Coersive power adalah kekuasaan atau pengaruh yang didasarkan pada paksaan atau ancaman. Karena ancaman dan paksaan, orang lain menuruti apa yang diperintahkan kepada mereka.
Orang-orang yang dipimpin harus tunduk dan patuh karena adanya aturan atau kebijakan yang memaksa. Yang dikedepankan adalah paksaan dan ancaman. Kekuasaan ini didasarkan pada rasa takut dan intimidasi untuk memengaruhi perilaku.
Keempat, referent power.
Ini  adalah kepemimpinan atau pengaruh yang didasari pada karakteristik pribadi pemimpin sehingga orang-orang yang dipimpinnya menjadi segan dan patuh.
Karena kepribadian tertentu yang disegani, seorang pemimpin memiliki pengaruh dan dipatuhi. Bung Karno dan Mahatma Gandhi adalah dua contoh pemimpin tipe referent power.
Kekuasaan dan pengaruh ini berasal dari rasa hormat dan kepercayaan yang dimiliki orang lain terhadap pemimpin. Mereka adalah para pemimpin kharismatik.