Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Budaya Organisasi sebagai "Way of Life", Apa Maknanya?

18 Oktober 2023   18:23 Diperbarui: 28 Oktober 2023   12:39 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembaca tentu pernah mendengar atau membaca istilah budaya organisasi, bukan? Tetapi, bagi yang kurang familiar dengan istilah yang satu ini, mungkin merasa masih tidak jelas benar apa yang dimaksud.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih jauh mengenai budaya organisasi. Di dalamnya dikupas tentang pengertian dan peranannya, disertai dengan contoh yang relevan. Mari kita mulai.

Mengenal dan Memahami Budaya Organisasi

Istilah budaya organisasi dibentuk dari dua kata, yakni "budaya" dan "organisasi." Budaya pada umumnya dimaknai sebagai adat-istiadat, kebiasaan, dan sikap dan perilaku suatu kelompok, organisasi, dan daerah.

Sementara itu, istilah organisasi bisa ditinjau dari dua sisi. Bisa dilihat dari sisi struktur dan bisa juga dipandang dari sudut proses.

Dari sisi struktur, akan terdapat hierarkhi yang merepresentasikan tugas dan kewenangan bagi siapa pun yang berada dalam organisasi.

Siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan dapat dilihat jelas dalam struktur organisasi. Ada garis (lini) komando di dalamnya.

Selain sebagai struktur, organisasi juga dapat  diteropong dari sudut proses. Artinya, di dalam organisasi ada proses, ada dinamika, yang mengantarkan organisasi pada produktivitas dan kinerjanya.

Dalam kaitannya dengan proses inilah muncul istilah budaya organisasi. Bagaimana seluruh elemen organisasi berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan, dilandasai oleh nilai-nilai yang dipedomani yang mewujud ke dalam sikap dan perilaku anggota organisasi merupakan cerminan dari budaya organisasi.

Definisi Budaya Organisasi

Terdapat banyak definisi mengenai budaya organisasi. Dua di antaranya akan penulis kutipkan di sini.

Pertama, Sweeney dan McFarlin (2002) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah "bagaimana dan mengapa orang-orang bertindak, berpikir, dan merasa dalam suatu organisasi."

Selanjutnya, Cushway dan Loodge mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem nilai yang dianut oleh sekelompok orang di dalam organisasi di mana sistem itu akan memengaruhi cara bekerja, berperilaku, dan beraktivitas.

Dari kedua definisi dan ditambah uraian sebelumnya, menjadi jelas bahwa budaya organisasi adalah sistem nilai dalam kebersamaan (sharing values) dalam organisasi yang dipedomani oleh seluruh anggotanya yang mewujud ke dalam sikap dan perilaku.

Peran Budaya Organisasi

Budaya organisasi yang mewarnai sikap dan perilaku anggota organisasi atau perusahaan, memiliki peran yang penting.

Salah satu peran budaya organisasi adalah memperkuat identitas individu dan perusahaan. Artinya, budaya organisasi akan dipedomani dan berlaku, tidak hanya secara internal, bahkan juga eksternal.

Secara internal, budaya organisasi menjadi pedoman perilaku dan interaksi di antara anggota. Apa yang dihargai, apa yang dilarang, baik secara tertulis atau tidak, dipedomani dan ditaati oleh para anggota.

Secara ekternal, budaya organisasi akan tercermin dari identitas anggota dan organisasi. Anggota akan memperlihatkan sikap dan perilaku tertentu ketika berinteraksi dengan pihak eksternal.

Demikian juga, pihak luar akan segera bisa menangkap seperti apa sikap dan perilaku anggota organisasi sekaligus bisa pula memprediksi budaya organisasi tersebut. Melalui proses interaksi ini, sudah bisa diperoleh petunjuk bagaimana sesungguhnya budaya suatu organisasi.

Berikutnya, budaya organisasi juga berperan membentuk komitmen anggota. Maksudnya, budaya organisasi yang sudah berkembang secara matang akan dipedomani oleh anggotanya sebagai sebuah komitmen bersama.

Budaya ini bahkan akan membawa anggota memiliki identitas diri sebagai bagian dari organisasi yang membedakannya dengan organisasi lain.  

Organisasi militer, contohnya, memiliki budaya yang kuat di bidang kedisiplinan, semangat korps (esprit de corps), dan loyalitas kepada bangsa dan negara.

Pendidikan tinggi, misalnya, mengedepankan pembentukan generasi masa depan yang lebih baik melalui budaya organisasi yang berorientasi pada sistem pengajaran yang berkualitas, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini bisa diturunkan menjadi lebih rinci lagi sesuai dengan kebutuhan dan fokus perguruan tinggi tersebut.

Dengan berbekal komitmen ini, para anggota akan mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan lainnya termasuk kepentingan pribadi.

Dengan demikian, budaya organisasi dapat dikatakan sebagai pedoman hidup atau way of life para anggota dalam organisasi. Inilah hakikat budaya organisasi yang sesungguhnya.

(I Ketut Suweca, 18 Oktober 2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun