Oleh karena itu, mahasiawa hanya bisa mencatat hal-hal pokok selain hal-hal khusus yang dipandang perlu. Tidak semua penjelasan bisa dicatat karena waktu.
Nah, kalau kegiatan mencatat ini sudah dibiasakan, maka dengan sendirinya mahasiswa akan terlatih menulis dengan cepat kendati mungkin hanya dia sendiri saja yang paham isi tulisan itu.
Menulis dengan cepat akhirnya menjadi kebiasaan. Mahasiswa mampu menangkap dan menuliskan hal-hal penting yang dijelaskan dosennya.
Kelima, mencegah rasa bosan.Â
Kalau mahasiswa suntuk memperhatikan dan mencatat materi kuliah yang dijelaskan dosen, maka hal ini bisa menghapus rasa bosan.
Pikiran yang fokus dan tangan yang sibuk mencatat materi perkuliahan, tidak akan diganggu rasa bosan atau rasa jemu. Sebaliknya, rasa bosan akan mudah muncul apabila mahasiswa tidak fokus.
Pikiran yang dibiarkan liar tak terkontrol akan melompat-lompat ke sana ke mari tak karuan. Dan, ini sungguh membuang-buang waktu percuma dan materi kuliah pun lewat dan tak bisa terserap.
Perpaduan Menyimak dan Mencatat
Sementara menyimak apa yang disampaikan dosen, mencatat juga menjadi aktivitas penting dan perlu dilakukan.
Mata melihat, tangan mencatat. Keduanya berkolaborasi. Ini akan membuat mahasiswa mampu menyerap materi kuliah dengan lebih baik. Di sini, paling tidak ada dua indera yang terlibat, yakni indera pendengaran dan indera penglihatan.
Prinsipnya, semakin banyak indera yang dilibatkan dalam penyerapan suatu materi kuliah, semakin bagus hasilnya. Jadi, mencatat materi kuliah itu penting dan perlu di samping menyimak.