Kepuasan kerja. Bagaimana Anda memaknainya? Pada umumnya, kepuasan kerja dimaknai sebagai perasaan karyawan terhadap lingkungan kerjanya, baik positif maupun negatif.
Stephen P. Robbins mendefiniskan kepuasan kerja sebagai sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Menurutnya, seseorang dengan kepuasan kerja yang tinggi biasanya memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sementara seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya biasanya memiliki sikap yang negatif terhadap pekerjaannya.
Bagaimana Wujud Ketidakpuasan Kerja?
Lalu, apa sajakah wujud real kepuasan kerja yang rendah? Kepuasan kerja yang yang berada pada posisi rendah misalnya berbentuk timbulnya pelambatan kerja, kemangkiran yang parah, hingga pemogokan.
Pada level yang sedikit lebih ringan, ketidakpuasan kerja berbentuk inefisiensi dalam pekerjaan, banyaknya kemangkiran, dan terjadinya keluar-masuk (turn over) karyawan yang terlalu sering.
Hal ini bisa menjadi pertanda ketidakpuasan kerja yang bisa diamati oleh para manajer perusahaan atau organisasi.
Kalau ketidakpuasan kerja tersebut dibiarkan berlarut-larut, dapat dipastikan perusahaan bakal mengalami inefisiensi yang parah, pelambatan produksi yang parah, hingga berakhir pada kebangkrutan. Perusahaan collapse lantaran terjadinya ketidakpuasan kerja yang dibiarkan berlarut-larut.
Untuk mengantisipasi terjadinya kepuasan kerja yang rendah, perlu diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi biang keladi kepuasan kerja itu. Dengan kata lain, apa saja faktor penentu kepuasan kerja tersebut.
Dengan mengetahui hal ini, pimpinan atau para manajer, dapat melakukan langkah-langkah antisipasi, bahkan sebelum terjadinya tanda-tanda menurunnya kepuasan kerja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!