Sudah disampaikan pada bagian awal tulisan ini, bahwa setiap wirausahawan mesti siap dan berani mengambil risiko. Ini adalah sikap yang harus diimplementasikan oleh wirausahawan, di bidang bisnis apapun ia berkiprah.
Kalau tidak siap mengambil risiko, maka lebih baik jangan memilih menjadi seorang wirausahawan. Mengapa? Sebab, ketidakberanian mengambil risiko sama saja artinya membiarkan usaha stagnan: tidak kunjung maju bahkan cenderung mundur dan colaps.
Kelima, memiliki komitmen.
Komitmen menyangkut janji kepada diri sendiri untuk menjalankan usaha dengan sebaik-baiknya, termasuk tidak melakukan pelanggaran aturan dalam pelaksanaan bisnis.Â
Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, memerhatikan dan peduli terhadap lingkungan adalah bentuk komitmen itu.
Jika seorang pengusaha berjanji dengan pihak lain misalnya, maka ia akan selalu berusaha menepatinya. Dengan begitu, masyarakat akan percaya kepadanya dan sekaligus terhadap perusahaan yang dikelolanya.
Keenam, menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak.
Bagi wirausahawan, membina hubungan baik mutlak diperlukan. Jika tidak, bagaimana ia mampu meraih dukungan dari semua pihak yang terkait dengan usahanya? Membangun hubungan yang baik identik dengan membangun support system yang memungkinkan perusahaan terus bergerak maju.
Menjalin hubungan yang baik dilakukan dengan pihak di dalam dan di luar perusahaan. Dengan pihak di dalam perusahaan meliputi semua karyawan mulai dari unsur pimpinan hingga staf, sedangkan dengan pihak luar meliputi pemasok, mitra bisnis, konsumen, pemerintah, hingga masyarakat luas.
Keenam ciri itulah yang seyogianya dijadikan pedoman sikap dan perilaku bagi wirausahawan dalam mengelola usaha. Hanya dengan keenam ciri utama tersebut seorang wirausaha akan mampu membawa usahanya mencapai kemajuan.