Masyarakat kita sudah paham dengan praktik yang mengedepankan cara-cara menghalalkan segala cara seperti itu. Masyarakat kita masih memiliki hati nurani untuk menilai apakah sebuah lembaga bisnis atau perusahaan dikelola dengan etika bisnis yang baik atau tidak.
Penilaian negatif pada akhirnya akan menimpa lembaga bisnis atau perusahaan yang melakukan praktik bisnis tanpa etika tersebut.
Mereka yang tadinya sudah menjadi mitra bisnis, pemasok, pelanggan atau konsumen, jadi berpikir ulang untuk bekerjasama dengan pelaku bisnis semacam ini. Kepercayaan mereka akhirnya lenyap. Tidak ada lagi kepercayaan (trust) terhadapnya.
Kehilangan Kepercayaan
Nah, jika demikian yang terjadi, akankah pelaku bisnis tersebut tetap terjaga eksistensinya? Kehilangan kepercayaan adalah hal yang sangat fatal dalam dunia bisnis.
Para pihak yang sebelumnya menjadi partner bisnis, pelanggan, dan stakeholder lainnya, satu demi satu memutuskan hubungan bisnis. Alhasil, perusahaan seperti itu akhirnya menemui kebangkrutan oleh ulah pengelolanya sendiri.
Oleh karena itu, sebaik-baiknya bisnis adalah bisnis yang benar-benar menerapkan etika bisnis. Etika bisnis inilah yang menjadi pondasi dalam mengolola usaha, bukan dengan cara-cara yang tak bermoral.
Etika bisnis memberi panduan kepada para pebisnis untuk melakukan aktivitas berdasarkan standar moral yang mengedepankan hati nurani.
Dalam etika bisnis, terdapat nilai-nilai luhur yang menjadi sumbernya. Dengan dilandasi nilai-nilai kebaikan inilah sebuah bisnis bisa dikelola dan dapat bergerak mencapai kemajuannya secara berkesinambungan.
Sumber Etika Bisnis