Bagi orang yang berposisi sebagai manajer atau pemimpin -- pada level mana pun ia berada, pengetahuan akan manusia dan motivasinya mutlak diperlukan.
Mengelola manusia jauh berbeda dengan mengurus barang. Me-manage orang jauh lebih sulit dan kompleks daripada mengatur barang seperti meja dan kursi kantor.
Manusia memang kompleks dan rumit, ada demikian banyak motivasi dan kepentingan yang mengharuskan seorang pimpinan atau manager secara cermat meng-handle-nya.
Terkait dengan topik ini, sebenarnya sudah banyak teori kepemimpinan dan motivasi yang dikemukakan oleh para ahli. Mereka yang mempelajari manajemen, khususnya manajemen sumberdaya manusia, tentu sudah paham akan teori-teori dimaksud.
Teori tersebut bisa menjadi referensi yang sangat berharga ketika seseorang ditugaskan memegang kendali, baik di pimpinan tingkat atas, menengah, maupun di level terbawah.
Salah satu teori yang sudah banyak dikenal adalah teori kebutuhan manusia (theory of needs) yang terkadang disebut juga dengan human motivation theory. Teori ini dicetuskan oleh David McClelland, psikolog dari Amerika Serikat yang menyelesaikan studi doktornya di Yale University.
Teori yang sudah lumayan lawas tetapi masih relevan ini menggambarkan tiga jenis kebututan manusia. Bagaimana penjelasan lengkap dan penerapannya dalam praktik manajerial?
McClelland menganalisis mengenai kebutuhan manusia yang menurutnya ada tiga, yakni kebutuhan berprestasi (need of achievement), kebutuhan berkuasa (need of power), dan kebutuhan pergaulan (need of affiliation). Mari kita urai satu per satu.
Pertama, kebutuhan berprestasi. Kebutuhan ini menjadi faktor penggerak bagi karyawan untuk unjuk prestasi. Dorongan dari dalam dirinya demikian kuat untuk berprestasi sehingga mereka akan sering muncul sebagai individu dengan kinerja yang gemilang.
Kebutuhan yang kuat untuk berprestasi akan mendorong karyawan berkreativitas dan berinisiatif melakukan tugas, apa pun yang diberikan kepadanya.