Begitu seseorang pensiun, bukan hanya ia berhenti dari pekerjaannya, bahkan juga berhenti dari mendapatkan besaran gaji dari pekerjaan yang selama ini ditekuninya.
Artinya, begitu memasuki masa pensiun, pensiunan harus siap dengan penghasilan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan ketika masih aktif bekerja.
Menghindari Utang?
Untuk itu, gaya hidup saat pensiun mesti disesuaikan dengan keadaan keuangan. Jika tidak, maka mungkin akan terjadi lebih besar pasak daripada tiang. Penghasilan yang relatif besar dulunya, kini sudah lewat. Yang tinggal hanyalah uang pensiunan yang sangat terbatas jumlahnya.
Belum lagi kalau uang pensiunan yang sudah kecil dipotong pula dengan cicilan bank dan pinjaman lainnya yang mesti dicicil. Kalau ini terjadi, maka menjalani pensiun menjadi kondisi yang berat. Ia mesti masih terus harus bekerja keras untuk menambal kekurangan setiap bulannya.
Oleh karena itu, sebiasanya diatur sejak awal agar tidak membuat utang hingga saat pensiun. Begitu menjelang pensiun, hendaknya utang sudah lunas. Itulah idealnya.
Akan tetapi, dalam banyak kasus, orangtua terpaksa harus meminjam di bank atau di tempat lain karena harus menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi. Ia berpikir, bahwa pendidikan adalah investasi terbaik bagi penerusnya sehingga ia rela berutang demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya.
Saking suntuknya membiayai kuliah sang anak, maka orangtua jadi lupa untuk mempersiapkan dana pensiun bagi dirinya sendiri. Semua tertumpu pada upaya menyekolahkan anak. Alhasil, hanya sedikit tabungan atau investasi yang bisa dimiliki di hari tua. Ada juga yang masih harus menanggung utang saat sudah pensiun.
Persiapkan Sejak Awal