Ada sebuah kisah nyata tentang seorang warga Inggris bernama Frank Rose dan buku-buku miliknya. Pria yang tinggal di Sacramento, Amerika Serikat ini mempunyai kebiasaan membeli banyak buku secara terus-menerus dan menumpuknya di rumah.
 Akibat kebiasaan itu -- tanpa dinyana, ia sampai memiliki 13.000 buku. Dia memang suka sekali membeli dan membeli buku dan mengoleksinya. Ia memiliki semacam obsesi untuk mengoleksi buku sebanyak-banyaknya.
Sebagai pegawai negeri, Rose punya keinginan akan mengisi masa pensiunnya dengan membaca buku-buku koleksinya itu satu demi satu. Tujuannya adalah untuk menambah ilmu, membuat pikiran tetap aktif, dan mengisi waktu.
Lalu, apa yang terjadi? Hingga buku tersebut berjibun dan memenuhi sebagian besar ruang di rumahnya, ia tak kunjung membacanya. Ia pun berpikir, mau diapakan buku-buku tersebut.
Ketika itu Rose sudah lama pensiun dan usianya 85 tahun. Tidak mau menunggu lama, pria ini lalu menghubungi pertugas perpustakaan setempat dengan maksud untuk menyumbangkan semua buku miliknya.
Akhirnya petugas perpustakaan pun datang dan menerima sumbangan buku-buku tersebut. Konon, diperlukan 500 dus untuk mewadahi 13.000 buku itu. Itulah sumbangan buku terbanyak yang pernah diterima Perpustakaan Arden-Dimick di Sacramento.
Demikian inti kisah penumpukan buku yang ditulis Hector Tobar dari Los Angeles Times yang berjudul Are You a Book Hoarder? There's a Word for That, yang diterbitkan pada 24 Juli 2014.
Tsundoku dan Bibliomania
Apakah Anda mengenal istilah tsundoku? Sebuah istilah yang dimaksudkan sebagai kebiasaan membeli banyak buku dan tidak membacanya sama sekali. Ini istilah asli dari Jepang. Istilah ini muncul pertama kali pada era dinasti Meiji.
Istilah lain yang maknanya persis sama tapi dalam bahasa Inggris adalah Bibliomania. Istilah ini mengandung makna membeli buku namun tidak dibaca, hanya sebagai pajangan.