Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Cara Mengambil Keputusan yang Efektif untuk Mengatasi Masalah!

7 Mei 2022   09:08 Diperbarui: 8 Mei 2022   14:00 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa disadari, sejatinya setiap hari kita terlibat dalam proses mengambil keputusan. 

Menetapkan pilihan setiap hari kita lakukan. 

Akan tetapi, keputusan itu ada yang ringan dan ada juga yang berat atau sulit.

Memutuskan baju mana yang akan dipakai menghadiri sebuah acara, tas mana yang akan dipergunakan untuk menghadiri undangan perkawinan, terbilang keputusan yang ringan.

Memutuskan makanan apa yang akan dibuat dan jenis minuman yang dinikmati, juga merupakan keputusan yang ringan saja.

Akan tetapi, bagaimana dengan keputusan yang berat? Artinya, keputusan yang memerlukan pertimbangan dan pemikiran yang benar-benar matang. Tentu saja hal ini sama sekali tidak mudah, tetapi harus diputuskan.

Misalnya, memutuskan untuk menikah dengan siapa, memutuskan untuk kuliah di mana dan mengambil jurusan apa.

Mengambil keputusan yang berdampak besar dan menentukan masa depan termasuk ke dalam keputusan yang memerlukan pemikiran yang matang dengan pertimbangan yang sangat intensif.

Terutama untuk mengambil keputusan besar atau berat ini, apa yang bisa dilakukan? Berikut empat langkah pengambilan keputusan yang bisa dipertimbangkan.

Dengan keempat langkah berikut, berharap keputusan yang diambil menjadi keputusan yang efektif.

Pertama, identifikasi masalah.

Apa masalah yang sedang dihadapi, perlu diidentifikasi. Pastikan masalah itu adalah masalah sebenarnya, bukan gejala-gejalanya saja. Temukan inti masalahnya.

Orang tak cukup hanya mengganti plafon ketika air hujan menetes masuk ke dalam rumah. Ia mesti mengganti genteng yang pecah di atap rumah terlebih dahulu.

Jangan sampai lantaran kesalahan dalam mengindentifikasi masalah, bukannya penyelesaian yang diperoleh, melainkan masalah baru yang muncul belakangan. Seharusnya, selesaikan masalah tanpa masalah.

Masalah adalah sesuatu yang dihadapi dan harus diselesaikan secara tuntas. Oleh karena itu, apa yang menjadi masalah yang sesungguhnya, itulah yang mesti diketahui dengan pasti. Dengan demikian, ketika menyelesaikannya, tidak menimbulkan masalah baru lagi.

Setelah mengetahui masalah yang sebenarnya dengan mengidentifikasikannya, barulah kemudian melangkah ke tahapan berikutnya.

Kedua, membuat beberapa alternatif pemecahan.

Terhadap permasalahan yang dihadapi, buatlah sejumlah alternatif yang dapat dipakai sebagai jalan pemecahan atau solusinya.

Beberapa alternatif pemecahan masalah bisa digali dan disusun sedemikian rupa sebagai pilihan-pilihan jalan keluar yang memungkinkan.

Pada saat membuat alternatif tersebut, pemikiran hendaknya senantiasa terbuka. Berikan kesempatan bagi pemikiran-pemikiran baru untuk datang. Jangan mengungkung diri dengan pola pikir lama.

Berikan kesempatan pada pemikiran kreatif dan kritis untuk berkontribusi. Istilahnya, coba lakukan pola pikir yang keluar dari pola pikir lama dan biasa (out of the box).

Ilustrasi mengambil keputusan yang efektif (Sumber gambar:pczone.co.uk).
Ilustrasi mengambil keputusan yang efektif (Sumber gambar:pczone.co.uk).

Dengarkan intuisi dari dalam diri. Dengarkan juga pendapat orang lain. Semua itu akan menjadi referensi yang berharga. Semoga dengan demikian, akan dapat ditemukan beberapa jalan keluar yang memungkinkan pemecahan masalah.

Batasi alternatif pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Jangan membuat alternatif yang terlalu banyak. Mengapa? Karena ini akan membawa Anda dalam kesulitan dalam memutuskannya. Buatlah alternatif secukupnya, misalnya 3-5 alternatif saja.

Ketiga, pilih alternatif yang terbaik.

Memilih alternatif yang terbaik adalah bagian yang sulit dibandingkan dengan langkah sebelumnya. Mengapa? Karena, pada tahapan ini, orang dituntut untuk benar-benar cermat dalam memilih.

Yang perlu diperhatikan adalah baik-buruk setiap alternatif itu. Mana yang lebih banyak baiknya, itulah yang dipilih. Sedangkan, yang lebih banyak kurang atau buruknya, jangan menjadi pilihan.

Pertimbangkan juga risiko yang akan dihadapi ketika memilih dan menentukan alternatif dimaksud. Setiap pilihan ada risikonya. Jadi, pastikan risikonya. Pertimbangkan dengan baik.

Jangan lupa mempertimbangkan risiko terhadap setiap pilihan(Sumber gambar: ekrut.com).
Jangan lupa mempertimbangkan risiko terhadap setiap pilihan(Sumber gambar: ekrut.com).

Jangan berharap menemukan pilihan yang ideal, yang sempurna. Sebab, menemukan pilihan seperti itu amat jarang terjadi.

Selalu saja ada kekurangan pada setiap pilihan, sebaik apa pun cara atau teknik yang dilakukan dalam memilihnya. Yang penting, temukan alternatif yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada.

Pada saat proses pemilihan berlangsung, jangan lupa, beberapa laternatif yang awalnya mandiri, ada kemungkinan untuk dikombinasikan. Caranya adalah dengan menemukan bagian-bagian yang baik pada setiap alternatif.

Selanjutnya, tibalah saatnya untuk memutuskan alternatif yang terbaik sebagai jalan keluar bagi masalah yang sedang dihadapi.

Orang tidak bisa berkutat hanya pada prosesnya. Ia harus berani mengambil keputusan. Tanpa keberanian mengambil keputusan sama saja dengan membuat permasalahan mengambang dan tak terpecahkan.

Masalah yang tidak dipecahkan boleh jadi akan berakibat lebih parah lagi. Oleh karena itu, mengambil keputusan adalah bagian yang tidak bisa diabaikan atau ditunda-tunda.

Keempat, mengeksekusi dan mengevaluasi keputusan.

Setelah keputusan ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengeksekusi atau melaksanakan keputusan itu dan mengevaluasinya.

Mungkin diperlukan timing yang tepat dalam melaksanakan keputusan itu. Dengan kata lain, momentum eksekusi harus dipertimbangkan dengan baik sehingga tingkat efektivitasnya menjadi maksimal.

Banyak orang yang pandai membuat keputusan dari sebuah permasalahan, tetapi tidak berani mengeksekusinya. Mungkin masih ada keraguan, mungkin masih ada kekhawatiran akan akibatnya. Barangkali juga masih diperlukan dukungan moral dari orang terdekat.

Akan tetapi, eksekusi harus dilakukan! Keputusan sudah diambil, saatnya untuk melaksanakan. Janganlah hendaknya mundur lagi ke belakang.

Harus ada keberanian untuk mengeksekusi dengan risiko yang terukur. Tanpa eksekusi, permasalahan tidak akan terselesaikan. Inilah satu-satunya jalan untuk keluar dari belitan masalah, untuk bernafas lega, untuk mencapai kemajuan yang bermakna dalam kehidupan.

Dalam proses melaksanakan keputusan, jangan lupa melakukan evaluasi. Evaluasi prosesnya, evaluasi hasilnya. Dengan demikian, akan bisa diambil keputusan atau langkah berikutnya untuk memungkinkan apa yang menjadi tujuan bisa tercapai.

Itulah empat langkah yang efektif dalam mengambil keputusan. Pertama-tama rumuskan masalahnya, cari beberapa alternatif pemecahan masalah, dan putuskan satu alternatif yang terbaik. Setelah itu, eksekusi keputusan atau pilihan itu. Tanpa ekseskusi, semua proses sebelumnya akan sia-sia belaka.

(I Ketut Suweca, 7 Mei 2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun