Tergantung medianya juga sih. Ada juga media yang mau menerima resensi buku yang lama, asal ditulis dengan baik. Kalau di kompasiana, resensi buku baru atau lawas, tidak menjadi persoalan. Tulis saja dengan sebaik-baiknya dan unggah.
Kedua, baca buku secara detail.
Untuk meresensi buku, tidak cukup hanya dengan membaca sebuah buku secara sepintas. Yang benar adalah, kita mesti membaca buku tersebut secara detail untuk memahami isinya dengan baik.
Menemukan isi yang dikandung sebuah buku mesti dilakukan pembacaan secara cermat. Jangan sampai -- lantaran tak tahu isinya dengan baik, resensi yang dibuat melenceng dari isi buku. Kalau ini sampai terjadi, sungguh menggelikan.
Untuk menemukan isi sebuah buku, pertama-tama baca buku tersebut dengan cepat, sekilas saja. Setelah itu baru dibaca secara lebih detail.
Dengan membaca detail, peresensi dapat mengamati dengan seksama kelebihan atau keunggulan buku tersebut. Di samping itu, bisa juga diketahui kelemahan atau keterbatasan buku dimaksud.
Ketiga, tulislah identitas buku.
Di dalam resensi jangan lupa menuliskan identitas buku pada bagian awal tulisan. Identitas dimaksud meliputi judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, dan ketebalan buku.Â
Di beberapa tulisan resensi buku, nomor International Standard Book Number (ISBN)Â buku juga dicantumkan.
Identitas buku merupakan informasi awal yang mesti peresensi sajikan ke hadapan sidang pembaca. Maksudnya, agar pembaca mengetahui resensi buku apa yang sedang mereka baca.Â
Keempat, buatlah kerangka tulisan resensi.