Sebaliknya, ia mengusulkan nama negara kita sebaiknya diganti dengan Nusantara. Mengapa Nusantara? Lagi-lagi lantaran berdasarkan ilmu yang dipelajarinya, nama Nusantara memiliki nilai synchronicity value dan coherence value yang jauh lebih tinggi.
Hanya Arkand yang paling tahu dari mana datangnya nilai itu. Namun, beberapa situs sudah mengemukakan rumusnya sekaligus alasan mengapa nilai dari struktur nama Indonesia nilainya kurang bagus dan nama Nusantara dipandang jauh lebih bagus.
Nama yang Bersejarah
Di samping karena pemikiran Arkand -- yang sudah kondang dengan pandangannya tentang penamaan, baik untuk pemberian nama perusahaan, nama klub, nama orang, dan lainnya, saya melihat nama Nusantara sangat cocok.
Mengapa? Nama Nusantara sangat bersejarah. Bahkan, sudah ada istilah Nusantara pada masa Kerajaan Majapahit pada sekitar abad ke-14, jauh sebelum nama Indonesia muncul.
Sebuah informasi terpercaya menyebutkan, nama Nusantara pada zaman dulu tidak hanya mencerminkan kawasan kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke, bahkan jauh lebih luas. Â
Secara politis, kawasan Nusantara terdiri dari gugusan atau rangkaian pulau yang terdapat di antara benua Asia dan Australia, bahkan termasuk Semenanjung Malaya. Wilayah itulah yang dikategorikan sebagai Nusantara (kompas.com).
Nah, berdasarkan sejarah tersebut, maka sangat layak jika ibu kota negara kita ini bernama Nusantara. Sebuah nama yang bersejarah.
Nusantara, Nama Negara
Saya pikir, kita harus berketetapan hati menggunakan kata Nusantara sebagai ibu kota negara. Sebuah kemajuan yang sangat berarti.
Dengan  memiliki keyakinan terhadap pandangan Arkand, kita boleh berharap semoga negeri ini kian baik, kendati baru ibu kota saja yang disebut dengan Nusantara.