Menyikapi Perbedaan
Persoalan yang muncul adalah, hidup dalam keberagaman itu sungguh tidak mudah. Perbedaan yang ada acapkali melahirkan pertentangan pendapat, bahkan perseteruan atau konflik. Berbagai kasus dalam perjalanan sejarah bangsa ini membuktikan hal itu.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh para penghuni negeri yang bernama Indonesia ini agar tetap dalam bingkai persatuan dan kesatuan serta kedamaian?
Pertama, melihat keberagaman sebagai sebuah keindahan. Ya, bagai taman yang di dalamnya terdapat beragam bunga, dengan berbagai bentuk dan warnanya. Semuanya membawa keindahan yang memesona.
Bandingkan kalau bunga itu semuanya berwarna sama. Tentu akan sangat monoton, membosankan, dan kurang menarik. Bunga yang berwarna-warni ini memberikan kesegaran pada jiwa insan yang melihatnya. Keindahan yang benar-benar nyata yang dimiliki Indonesia!
Dengan konsep berpikir seperti itu, maka kita sebagai bangsa, semestinya merasa senang dan bahagia melihat warna-warni bunga di taman Indonesia. Kita harus bisa menyukuri betapa kita memiliki banyak macam bunga yang tumbuh dan mekar di taman Indonesia.
Kedua, melihat orang sebangsa sebagai saudara. Apa pengertian kata saudara? Saudara menurut penulis adalah bagian dari dalam pengertian sempit adalah anggota keluarga. Dalam konteks negara dan kebangsaan, ada kata persaudaraan yang bermakna persahabatan yang sangat karib seperti layaknya saudara, pertalian persahabatan yang serupa dengan pertalian saudara.
Nah dengan melihat seperti itu, maka sesama bangsa Indonesia, tidak lagi melihat orang dari daerah lain sebagai orang asing, melainkan saudara sebangsa dan setanah air. Melihat orang dari suku, agama yang berbeda bukan sebagai orang yang patut dijauhi, melainkan sebagai saudara sebangsa.
Di Bali terdapat istilah yang sangat terkenal yaitu vhasudaiva kutumbakan. Artinya,  semua manusia pada dasarnya adalah bersaudara. Pada hakikatnya manusia itu sama, yaitu sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.
Selain vhasudaiva kutumbakan, ada juga istilah tat twam asi, yang artinya kamu adalah aku, aku adalah kamu. Dengan kata lain, aku dan kamu bersaudara. Menyakiti orang lain sama saja dengan menyakiti diri sendiri. Menyayangi orang lain sama saja artinya dengan menyayangi diri sendiri.