Ia juga mengaku sangat menyukai keindahan dan kerapian. Ruang kerjanya selalu ditatanya dengan apik. Ini memberikan inspirasi untuk berkarya, khususnya menulis.
"Saya menulis selalu berusaha menggunakan bahasa yang indah. Bahasa yang indah adalah melodi. Untuk memulai menulis, berdoa dulu," katanya.Â
Menulis Sebelum Fajar
Selanjutnya, penulis Toni Marrison mempunyai gaya tersendiri dalam menjalani kehidupannya sebagai penulis.
Perempuan kelahiran Ohio, Amerika Serikat yang memiliki nama asli Chloe Anthony Worrford ini dikenal sebagai orang yang sangat mencintai bahasa.
Kecintaannya pada bahasa bukan melulu karena bahasa sebagai alat komunikasi, bahkan juga sebagai sumber seni sastra dan peradaban.
Pada saat menulis, penulis novel The Bluest Eye ini mengaku sangat menikmati apa yang ditulisnya. Ia menulis karya-karyanya dengan terlebih dahulu ditulis dengan pensil.
Baginya, pensil merupakan alat yang sangat penting dalam mendukung profesinya. Bila tidak ada pensil, ia akan menggunakan pulpen untuk menulis konsep tulisannya. Setelah karyanya sudah dianggapnya oke, barulah dituangkannya ke mesin ketik.
Bagaimana dengan waktu kreativitasnya? Kegiatan menulis sudah dipatoknya, yaitu sebelum fajar menyingsing. Ia mengaku sebagai morning person.
"Saya jadi terbiasa bangun pagi, karena sering dibangunkan oleh anak-anak ya minta susu. Mama-mama minta susu," tutur Toni Marison mengenang masa-masa indahnya ketika baru menjadi seorang ibu, sebagaimana dikisahkan dalam buku Menulis Itu Mudah karya Sukino.
Marison mengaku hanya bisa menulis pada pagi hari dan akan sulit setelah bekerja sepanjang hari, misalnya mengajar. Baginya, menulis benar-benar membutuhkan konsentrasi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!