Bagaimana ya cara saya bisa menyetop kenaikan berat badan saya? Saya sudah terlanjur banyak naiknya, sulit sekali menurunkannya.
Saya sudah berusaha untuk menurunkannya, tapi belum juga bisa. Akibat berat badan meningkat terus ini, banyak pakaian saya tidak lagi bisa dipakai. Semuanya menjadi sangat ketat. Apalagi celana pendek dan celana panjang, tidak cukup lagi. Saya juga jadi kurang pede!
Demikian mungkin keluhan yang muncul. Tapi, jangan khawatir. Pasti ada cara untuk bisa menurunkan berat badan ke berat yang diharapkan.
Berkaitan dengan upaya menurunkan berat badan ini sebetulnya ada tiga faktor utama yang menentukan dan penting untuk dilakukan. Apakah itu?
Pertama, rencanakan penurunan berat badan.
Anda perlu merencanakan penurunan berat badan. Tidak cukup di dalam pikiran atau angan-angan, tetapi tulislah. Dengan rencana tertulis itu, Anda akan menjadi jelas seperti apa goal yang Anda harapkan.
Apakah Anda ingin menurutkan berat badan ke berat ideal yang seharusnya? Atau, Anda merasa cukup dengan menurunkan beberapa kilogram saja. Terserah Anda berapa kilogram Anda hendak menurunkan berat badan Anda.
Pastikan pula berapa lama program yang Anda inginkan. Tiga bulan, enam bulan, atau setahun? Semakin banyak berat badan yang hendak Anda turunkan semakin lama diperlukan waktu pelaksaannya.
Menurutkan berat badan sebaiknya tidak dilakukan secara instant. Penurunannya berat secara cepat membuat Anda menyiksa diri-sendiri secara berlebihan. Boleh jadi hasilnya bukan kesehatan yang didapat melainkan Anda malah sangat lemas dan sakit karenanya.
Oleh karena itu sesuaikan penurunan berat badan yang Anda harapkan dengan lama waktu yang Anda rencanakan. Misalnya saja, turun 3 kilogram dalam 2 bulan.
Tidak ada standar yang penulis temukan terkait jumlah kilogram penurunan berat badan dengan lama waktu yang dibutuhkan agar si empunya tetap sehat dan berenergi.
Jadi, dalam upaya menurunkan berat badan hendaknya tetap menjadikan faktor kesehatan sebagai hal utama yang mesti dijaga.
Ada filosofi: hentikan makan sebelum kenyang. Rumusnya 80/20. Isi perut maksimal 80 persen saja. Dua puluh persennya kosongkan. Ini cara makan pada umumnya yang dianjurkan jika kita tidak bermaksud menurunkan berat badan.
Akan tetapi, kalau ingin menurunkan berat badan, rencana yang disusun tentu saja mesti lebih ketat dari itu.
Rencana yang disusun, misalnya, mengurangi porsi makan dari satu piring setiap kali makan, cukup setengah piring saja. Jadi, kurangi porsi nasi dan lauknya. Tapi, jangan mengurangi buah-buahannya.
Camilan? Ini yang acapkali menjadi biang keladi bagi penambahan berat badan. Sambil menonton televisi, selagi bekerja, tangan acapkali mengambil camilan. Mengambilnya dan memakannya.
Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit di perut. Pada awalnya hanya sekadarnya, akhirnya banyak camilan sudah masuk ke dalam perut.
Saran saya, jangan lagi menaruh camilan di atas meja kerja. Cukup air putih saja ditambah beberapa potong buah-buahan.
Lalu, bagaimana dengan olahraga? Sudahkah masuk dalam rencana Anda? Usahakan mengambil olahraga yang bisa menguras kalori.
Kalau Anda mengkonsumsi karbohidrat dan tidak membuang kalorinya dengan berolah raga, maka ia akan berubah menjadi lemak dalam tubuh. Inilah yang menjadi biang kerok meroketnya berat badan.
Kedua, komitmen itu penting
Jangan sampai Anda mempersiapkan rencana dengan demikian bagus, tapi tidak ada komitmen di dalamnya. Komitmen itu adalah janji kepada diri sendiri.
Begitu Anda merencanakannya, maka berkomitmenlah untuk melanjutkannya ke tingkat pelaksanaannya. Akan percuma rencana yang disusun apabila tidak memiliki komitmen untuk mewujudkannya ke dalam kenyataan.
Tanpa komitmen Anda akan berubah-ubah pikiran. Misalnya, sekarang Anda berkomitmen dengan rencana, besok Anda enggan berpegangan padanya. Demikian seterusnya, Anda selalu dikendalikan oleh keinginan dan suasana hati Anda yang berubah-ubah.
Kalau begitu halnya tentu akan sulit mewujudkan penurunan berat badan. Apalagi sering ada godaan makanan enak. Apalagi Anda sering melihat ada berbagai camilan siap santap di meja. Akhirnya, Anda pun tergoda untuk melanggar komitmen sesuai rencana.
Ketiga, disiplin diri.
Hampir sama dengan komitmen, disiplin diri juga sangat penting. Kalau komitmen itu lebih pada janji kepada diri sendiri untuk memegang teguh rencana yang telah dilakukan, maka disiplin lebih pada pelaksanaannya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan.
Misalnya, Anda sudah berkomitmen untuk mengeksekusi rencana penurunan berat badan yang sudah Anda susun dengan sangat jelas. Anda benar-benar akan mematuhinya, dan tidak akan melanggar rencana itu.
Setelah berkomitmen, Anda perlu tuntut diri untuk berdisiplin dalam pelaksanaannya, dalam menjalani prosesnya. Anda harus benar-benar melaksanakan prosesnya dengan sepenuh hati, bahkan tanpa ada toleransi. Inilah yang kita sebut dengan disiplin, disiplin dalam proses.
Kita tidak bisa berhasil mencapai tujuan apabila tidak memiliki disiplin diri yang kuat. Misalnya, hari ini Anda mengikuti rencana, besok memberi toleransi pada diri sendiri. Lalu, Anda ketatkan lagi, kemudian melanggar lagi apa yang sudah Anda rencanakan.
Disiplin yang baik adalah disiplin yang berbentuk kebiasaan. Pada awalnya, membentuk kebiasaan baru akan terasa berat. Tetapi, setelah melewati fase awal, biasanya akan menjadi jauh lebih mudah melakukannya karena sudah terbentuk menjadi kebiasaan baru dalam hidup.
Nah, kebiasaan baru yang positif inilah yang mesti dijaga, termasuk ketika program penurunan berat badan sudah selesai. Jangan sampai, setelah impian menurunkan berat badan tercapai, Anda kembali pada kebiasaan lama dengan makan berlebih dan malas berolah raga.
Tanpa rencana, tanpa komitmen, dan tanpa disiplin, upaya penurunan berat badan akan gagal total.
Sebaliknya, dengan berpegang pada ketiga hal itu, niscaya Anda akan mendapatkan hasilnya sesuai waktu yang Anda tetapkan.
Hasilnya? Nanti, Anda bisa lihat ke cermin. Anda tampak lebih sehat dan bugar, lebih good looking, dan lebih percaya diri!
(Â I Ketut Suweca, 14 September 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H