Setelah pandemi menyusup ke tengah-tengah kehidupan, kita menjadi sangat berhati-hati. Mengurangi ke luar rumah dan memilih berdiam di rumah.
Kita melakukan banyak aktivitas di rumah. Para guru melakukan proses mengajar secara daring dari rumah. Siswa dan mahasiswa belajar dari rumah. Para pegawai bekerja dari rumah dengan konsep work from home (WFH).
Mereka yang suka berbisnis pun tidak harus membuka toko secara fisik, tetapi cukup dengan membuka toko secara online. Melayani konsumen secara online dengan pilihan sistem yang terkenal, antara lain pola reseller dan dropshipper.
Karena pekerjaan banyak dilakukan di rumah, maka intensitas komunikasi antarkeluarga menjadi lebih baik.
Dulu, untuk bertemu keluarga mungkin terbilang sulit. Pergi ke kantor pagi-pagi, tiba di rumah pada malam hari. Ini terjadi terutama di kota-kota besar yang penuh kemacetan lalu-lintas.
Karena kini lebih banyak WFH, maka hubungan antaranggota keluarga lebih leluasa, lebih intensif, dan lebih erat. Sambil bekerja di rumah, komunikasi dalam keluarga juga bisa dilakukan secara langsung.
Keempat, berpola hidup bersih dan sehat.
Pernahkah terpikir pada saat sebelum pandemi bahwa belakangan kita harus mengenakan masker dengan demikian disiplinnya. Pernahkah terpikir kita akan mencuci tangan dengan rajin, menggunakan handsanitizer, dan selalu menjaga pola hidup bersih sehari-hari?
Mungkin saja tidak. Atau, atensi kita hanya kecil saja terhadap hal-hal di atas. Namun, pandemi sudah mengajarkan kita untuk berpola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari bahkan secara ketat.
Kelima, penguatan hidup saling menolong.
Hidup tolong-menolong telah menjadi dasar dari kehidupan kemasyarakatan kita. Akan tetapi, mungkin sering kita lupakan dalam penerapannya. Kita, barangkali, terlalu suntuk mengais rejeki untuk menambah pundi-pundi tabungan. Kita mungkin sempat lupa bahwa ada orang lain di sekitar yang membutuhkan pertolongan.