Pengalaman bisa menjadi guru, demikian orang bijak mengatakan. Dari pengalaman, kita memahami lebih dalam tentang suatu persoalan, merasakan, dan mengalami langsung baik-buruk, suka-duka pada setiap aspeknya.
Dari pengalaman tersebut diharapkan ada pelajaran yang bisa dipetik. Kendati pengalaman sendiri seringkali mesti dibayar mahal, namun tetap saja akan ada hikmah yang bisa diambil bagi siapa pun yang bersedia belajar darinya.
Berdasarkan hal itulah saya mengumpulkan beberapa catatan mendasar sifatnya yang terhimpun dari pengalaman sendiri dan pengalaman para penulis lain.
Paling tidak terdapat 5 skill yang diperlukan untuk menjadi penulis dan tiga sikap mental yang dijadikan sebagai dasar dalam berkegiatan di bidang tulis-menulis.
Pertama-tama kita bahas kelima skill dimaksud, setelah itu dilanjutkan dengan tiga sikap mental yang dibutuhkan seorang penulis.
Lima Skill Menulis
Pertama, memiliki kemampuan berkomunikasi secara tertulis.
Hal ini sangat fundamental sifatnya. Dengan dasar kemampuan menulis, seseorang yang bercita-cita menjadi penulis akan mampu melakoni kegiatan menulisnya dengan baik.
Tentu saja tidak final sifatnya dalam penguasaan ilmu menulis. Kendati pun masih merasa kurang dalam kemampuan, hendaknya kita secara terus-menerus mengasah diri.
Kemampuan ini hanya bisa diraih dengan mengkombinasikan antara pemahaman teori dan praktik menulis.
Kedua, memiliki kemampuan berpikir kreatif.