Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dua Hal Penting dan Strategis yang Perlu Dilakukan pada Usia 25 Tahun

13 Mei 2021   06:16 Diperbarui: 14 Mei 2021   07:53 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merencanakan masa depan (Gambar: news.stanford.edu)

Dalam konteks ini, menjadi diri sendiri adalah hal yang perlu diperhatikan. Ini berkenaan dengan bakat, passion, panggilan jiwa atau apa pun namanya. Ikuti panggilan jiwa saat menyusun masa depan.

Pilihan hidup terutama berkenaan dengan pilihan karier. Apakah akan bekerja di lembaga atau perusahaan atau berusaha sendiri (entrepreneur)? Keputusan penting mengenai karier ditetapkan pada usia ini.

Tidak kalah urgennya adalah mengenai perencanaan pendidikan. Apakah ada rencana akan melanjutkan studi ke tingkat master (magister)? Atau, cukup di tingkat diploma atau sarjana saja? Semuanya terserah sang empunya.

Hanya, yang mesti diingat, pendidikan yang baik adalah modal dasar terpenting dan utama dalam menyongsong masa depan. Dengan pendidikan yang lebih baik boleh diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih baik pula bagi perkembangan karier dan kehidupan pada umumnya.

Pendamping Hidup

Selain itu, penjajakan terhadap calon pasangan hidup seyogianya mulai dimantapkan. Kalau sebelumnya hanya untuk sekadar mengenal lawan jenis -- kata lain dari pacaran, kini saatnya untuk lebih serius.

Ilustrasi menemukan pendamping hidup (Gambar:wattpad.com).
Ilustrasi menemukan pendamping hidup (Gambar:wattpad.com).
Bukan lagi sekadar mencari pacar, melainkan sudah mencari calon istri atau suami yang akan dijadikan pasangan atau pendamping hidup selamanya. Bagi sebagian perempuan, bahkan sudah menetapkan untuk menikah sebelum atau pada usia 25 tahun.

Dengan demikian, usia dua puluh lima tahun adalah usia yang sangat menentukan masa depan. Jangan biarkan usia seperempat abad ini lewat begitu saja.

Jadikan usia seperempat abad ini sebagai momentum untuk melakukan refleksi terhadap perjalanan selama 25 tahun sebelumnya. Jadikan juga sebagai kesempatan untuk merancang masa depan dengan baik sesuai dengan panggilan jiwa.

( I Ketut Suweca, 12 Mei 2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun