Omongan tetangga alias gosip (gossip, bahasa Inggris) terkadang terdengar bersliweran di telinga. Ada saja orang yang "peduli" dengan apa yang kita lakukan.
Kalau kita mencapai kemajuan, dibuatkan gosip yang tidak-tidak, seakan-akan kemajuan itu bukan hasil jerih-payah kita.
Kalau kita mengalami kegagalan, nah akan lebih ramai lagi, si penggosip akan asyik ke sana-ke mari membicarakan keterpurukan kita.
Motif dan Definisi Gosip
Pada kenyataannya, memang ada orang-orang yang seperti itu, suka sekali bergosip. Tidak hanya satu-dua, bahkan lumayan banyak orang semacam itu.
Dasarnya bermacam-macam. Ada yang iri hati dengan kemajuan kita. Dia tak ingin merasa dalam posisi lebih rendah. Ada juga karena ia tak ingin kita maju, agar kita sama seperti dia.
Gosip juga muncul saat kita gagal dalam suatu upaya. Orang pun bisa membicarakan kita dengan berbagai macam omongan.
Gosip disebut juga dengan istilah gibah dan gunjingan. Maknanya adalah sebuah obrolan atau omongan atau rumor kosong. Biasanya, gosip berkaitan urusan pribadi orang lain.
Lantas, bagaimana sikap kita terhadap omongan tetangga? Adakah jurus praktis untuk menepisnya? Mari kita bahas lebih lanjut.
Pertama, tetaplah dalam usaha.
Bagaimana pun gosip yang tentu saja bernada negatif menerpa kita, jangan pernah berhenti berupaya, berusaha sesuai dengan rencana semula. Jangan pernah berhenti hanya gara-gara diterpa gunjingan yang tidak berujung-pangkal itu.