Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Atasan yang Baik bagi "Si Anak Bawang"!

17 April 2021   19:37 Diperbarui: 17 April 2021   19:48 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada saatnya sebuah perusahaan atau lembaga melaksanakan proses rekrutmen untuk mendapatkan pegawai baru dengan kualifikasi tertentu.

Pegawai baru tersebut diangkat untuk melengkapi jumlah dan kualifikasi personil yang dibutuhkan. Mungkin saja selama ini jumlah dan kapasitas pegawai belum memadai untuk menggerakkan roda organisasi secara maksimal.

Dengan kehadiran pegawai baru diharapkan kekurangan yang ada dapat tercukupi. Atau, kalau pun masih kurang -- jika dibandingkan dengan beban kerja, paling tidak sekarang menjadi sedikit lebih ringan begitu pegawai baru tersebut mulai bekerja secara efektif.

Pegawai baru juga dibutuhkan, mungkin sebagai pengganti pegawai sebelumnya yang sudah pensiun. Jika dibiarkan kosong, bukan tidak mustahil beban tugas dan tanggung jawab atasan atau pegawai lain yang menangani tugas yang ditinggalkan menjadi overload.

Pegawai baru adalah orang berusia muda yang umumnya sama sekali belum berpengalaman. Mereka belum lama tamat kuliah, seorang fresh graduate. Sebagai "anak bawang", mereka belum mengetahui apa dan bagaimana bekerja di kantor.

Mereka perlu dukungan dan bimbingan dari atasan langsung, para senior, dan staf lainnya agar segera mampu menyesuaikan diri dan bisa bekerja secara efektif.

Lantas, jika Anda adalah atasan si anak bawang, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda tidak mempedulikan kehadirannya? Apakah Anda merasa perlu menguji lagi kecakapan pegawai itu untuk menyatakan bahwa dia tidak layak? Atau, Anda memilih membimbingnya sehingga bisa bekerja dengan baik.

Sehubungan dengan hal itu, ada baiknya dipertimbangkan hal-hal berikut ini oleh siapa pun yang menjadi atasan atau pimpinan dari si anak bawang.

Semua yang disampaikan ini berdasarkan pengalaman penulis dan kiranya bisa dijadikan pertimbangan sehingga si anak bawang merasa diterima sebagai in group di tempat kerjanya.

Pertama, terimalah kehadirannya dengan ramah.

Ucapkan selamat kepada yang bersangkutan yang mulai bergabung di lembaga tempat Anda bekerja. Katakan kepadanya bahwa itu sebagai sebuah keberhasilan dari sekian banyak pelamar yang berharap lulus dan bisa bekerja di tempat Anda.

Ucapan-ucapan itu akan membesarkan hatinya, memberi rasa senang, dan rasa diterima sebagai pegawai yang baru memulai karier. Jangan lupa, perkenalkan dia dengan para pegawai lainnya.

Persilakan ia memperkenalkan diri secara singkat. Bisa dilakukan pada saat apel masuk kantor atau langsung ke ruangan-ruangan kerja.

Kedua, jadilah pembimbing yang baik.

Bagai ayah yang membimbing anaknya, sebagai atasan, Anda seyogianya membimbing atau mengarahkan si anak bawang agar paham akan tugasnya.

Paparkan dengan jelas apa saja yang menjadi tugasnya. Rinci spesifikasi tugasnya dengan jelas. Seharusnya dibuatkan secara tertulis.

Dengan penjelasan dan bekal rincian tugas itu, dapat diharapkan ia akan memahami apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Jangan pernah membiarkan pegawai baru clingak-clinguk tanpa mengetahui tugasnya karena Anda tidak menjelaskannya. Setiap hari ia harus menunggu perintah Anda untuk mulai bekerja. Ini sangat tidak baik.

Sebaliknya,  berikan kejelasan tugas dan berikan pula kesempatan kepadanya untuk bekerja dan belajar.

Ketiga, jelaskan aturan mainnya.

Anda tidak boleh hanya sekadar menyerahkan pekerjaan dan berharap si anak bawang bisa menyelesaikannya dengan baik. Jangan berekspektasi terlalu tinggi. Kalau ini Anda lakukan, bagi pegawai baru, akan dirasa sebagai hukuman batin, apalagi ia belum berani banyak bertanya.

Oleh karena itu, berilah penjelasan secukupnya sampai ia mengerti dengan baik. Siapkanlah diri untuk mendampinginya saat diperlukan. Berikan kepadanya aturan-aturan atau regulasi yang berkenaan dengan tugasnya.

Jelaskan aturan itu seperti apa dan mesti diikuti dan dipedomani. Sampaikan kepadanya untuk tidak segan-segan bertanya jika ada hal-hal yang tidak dipahaminya.

Jadilah seorang atasan yang baik, atasan yang selalu membimbing si anak bawang agar tumbuh menjadi pegawai yang berhasil dalam tugasnya.

Keempat, libatkan dia dalam proyek atau kegiatan lapangan.

Jika ada proyek atau kegiatan tertentu, upayakan melibatkan pegawai baru. Sertakan dia ketika terjun ke lapangan agar ia tahu dengan pasti seperti apa sesungguhnya pekerjaan lapangan itu.

Berikan kepadanya tugas yang berkesesuaian di lapangan. Bisa dimulai dari tugas yang ringan atau yang mudah terlebih dahulu. Bersamaan dengan perkembangan waktu, berikan ia tugas yang sedikit lebih berat.

Ingatlah untuk selalu memberi motivasi sehingga semangat kerjanya tetap terjaga, bahkan kian meningkat. Dengan pompaan semangat itu, diharapkan hasil kerjanya pun semakin baik dan dengan tanggung jawab yang semakin tinggi.

Kelima, limpahkan tugas dan berikan kewenangan yang cukup.

Sebuah tugas yang diberikan kepada pegawai baru tanpa diberikan kewenangan untuk mengesksekusi, belumlah lengkap. Setiap kali tugas yang diberikan, bersamaan dengan itu berikan kepadanya kewenangan untuk mengerjakannya secara penuh.

Jika hal ini tidak Anda lakukan, maka hanya keraguan saja yang akan dirasakannya. Sedikit-sedikit ia akan bertanya kepada Anda. Ia akan selalu merasa ragu dan takut salah.

Untuk mengatasi hal ini, Anda hanya perlu menjelaskannya di awal dengan sebaik-baiknya dan memandunya jika perlu saja.

Setelah itu, berikan kepadanya tugas dan kewenangan yang cukup serta biarkan dia bekerja dengan mengerahkan segala kemampuannya. Anda, sebagai atasannya, dapat mengontrol perkembangan pekerjaannya sewaktu-waktu. Jangan lupa, tetapkan deadline.

Keenam, beri pendidikan dan pelatihan yang memadai.

Kepada pegawai baru, perlu diberikan pendidikan dan pelatihan (diklat). Pengelolaan organisasi yang sudah maju, biasanya akan memberikan kesempatan kepada si anak bawang untuk memahami organisasi yang dimasukinya secara lebih intensif.

Diperlukan pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk mempersiapkan si anak bawang terjun ke pekerjaan sebagai profesional

Hanya saja, pendidikan dan pelatihan itu pada beberapa perusahaan dan lembaga tidak selalu dilakukan di awal.

Ada yang melakukannnya setelah pegawai bersangkutan beberapa bulan bekerja atau bahkan setelah setahun bekerja. Kalau di pemerintahan ada diklat prajabatan yang dilakukan setelah mendekati setahun menjadi Calon PNS.

Diklat itu dimaksudkan agar yang bersangkutan bisa memenuhi standar dasar kecukupan sebagai pegawai. Diklat ini akan memantapkan keahlian, sikap mental, dan pemahaman pegawai akan visi dan misi organisasi.

Itulah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh atasan atau pimpinan organisasi dalam menerima kehadiran si anak bawang.

Berharap, si anak bawang akan tumbuh menjadi pegawai yang dapat diandalkan. Kemampuan teknis dan karakternya terbentuk dengan baik untuk mendukung kemajuan organisasi.

(I Ketut Suweca, 17 April 2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun