Siapa yang tidak ingin hidup sehat, berumur panjang (longevity), dan bahagia? Saya kira semua berharap seperti itu. Tetapi, ada yang berhasil dan ada yang gagal. Mengurangi kemungkinan gagal dengan hidup seperti itu, ada baiknya kita menoleh ke Jepang. Ke pulau Okinawa, khususnya ke sebuah desa yang bernama Ogimi. Bagaimana mereka, orang-orang di daerah itu, bisa berumur panjang, tetap sehat, dan bahagia?
Sepuluh Aturan
Ada 10 aturan untuk bisa hidup seperti yang kita impikan itu sebagaimana diteliti, dirumuskan, dan ditulis Hector Garcia dan Francesc Miralles dalam bukunya yang berjudul Ikigai. Buku ini merupakan hasil penelitiannya di Ogimi, Okinawa. Ada juga buku lainnya, buah karya Taro Hiroshi yang bertajuk How to Ikigai.
Apa sajakah kesepuluh aturan hidup sehat, umur panjang, dan bahagia itu? Saya akan mengutip pointer-pointernya dari sumber di atas dengan uraian atau penjelasan seperlunya ala saya. Mari kita mulai.
Tetaplah Aktif
Pertama, terus aktif, jangan pensiun. Kedua peneliti ini melihat bahwa kebanyakan mereka yang berusia tua tetapi tetap sehat dan bahagia adalah karena mereka tetap aktif. Pensiun bagi mereka bukan saatnya untuk tidak bekerja, lalu berleha-leha. Bukan!
Pensiun bagi mereka tidaklah benar-benar pensiun dalam arti sama sekali tidak bekerja lagi. Bagi masyarakat desa Ogimi di pulau Okinawa, pensiun bukan berarti berdiam diri, melainkan tetap aktif mengisi waktu sepanjang hari.
Tentu saja pekerjaan harus disesuaikan dengan usia tua, tidak lagi berat-berat seperti yang mereka lakukan di masa muda. Mereka juga bekerja yang sesuai dengan kesenangan, sesuai dengan minat atau passion mereka.
Pelan-pelan Saja
Kedua, perlahan saja. Untuk apa sih memelihara kebiasaan tergesa-gesa atau terburu-buru? Tidak ada gunanya, bukan? Orang yang sering terburu-buru, pikirannya akan selalu tegang, serius, genting, tertekan, dan sejenisnya.
Mereka tidak bisa menikmati setiap tahapan kegiatan dengan baik karena selalu merasa dikejar-kejar waktu. Alhasil, acapkali bukan kesuksesan yang didapat, melainkan jatuh sakit dan depresi. Siapa mau bernasib seperti itu? Tentu tidak ada, bukan?