Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Virus Mutasi, Efektifitas Vaksin, dan Pentingnya Protokol Kesehatan

4 Januari 2021   18:49 Diperbarui: 4 Januari 2021   20:08 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi covid-19 (Sumber: kompas.com)

Virus mutasi, apa maksudnya? Apakah virus mutasi itu bisa menurunkan tingkat efektifitas vaksin yang disediakan Pemerintah? Berapa banyak vaksin yang disediakan serta seperti apa proses vaksinasi akan dilakukan? Mengapa protokol kesehatan demikian penting? Inilah yang akan menjadi pokok bahasan dalam tulisan kali ini.

Berhasil Sembuh

Semakin hari semakin banyak saja terjadi kasus penularan virus Covid-19 di Indonesia. Kian banyak masyarakat yang terkonfirmasi positif atau terpapar virus ini.

Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah bekerjasama dengan berbagai komponen masyarakat. Akan tetapi, untuk menghentikan penularan masih menemui banyak kendala.

Untungnya, bersamaan dengan peningkatan jumlah masyarakat yang terpapar, banyak juga yang berhasil sembuh. Penanganan secara medis patut diacungi jempol.

Isolasi mandiri yang dilakukan oleh mereka yang terkonfirmasi positif juga menunjukkan hasil yang menggembirakan. Ini patut diapresiasi.

Hanya saja, yang memprihatinkan kita semua, semakin lama semakin bertambah terus kasus meninggal karena virus Covid-19 ini di Indonesia, bahkan di dunia. Sebagian besar yang meninggal itu di samping karena Covid-19, juga karena penyakit bawaan.

Umur tua dengan kondisi yang kurang sehat sangat rentan terhadap penularan virus ini, terlebih-lebih pada mereka yang kurang memedulikan protokol kesehatan.

Virus Mutasi

Ada kabar terbaru bahwa virus Covid-19 sudah mengalami mutasi. Istilah ini mengacu pada perubahan genetik pada virus tersebut, yang menurut para ahli, membuat virus tersebut lebih mudah menyebar.

Seperti diberitakan Kontan.co.id, Lembaga Biologi dan Molekuler Eijkman menyebutkan bahwa berdasarkan penelitian yang mereka lakukan atas perkembangan virus corona, virus Covid-19 telah bermutasi sebanyak 7 kali sejak awal ditemukan.

Sementara itu, Health detik.com memberitakan, dari mutasi yang terjadi itu para peneliti bisa mengetahui berbagai peluang yang bisa dilakukan untuk menghambat penyebaran virus corona. Tapi, mutasi juga bisa berpotensi membuat virus lebih mudah menyebar dan berbahaya dalam menginfeksi sel tubuh manusia.

Pendistribusian Vaksin 

Mutasi yang terjadi pada virus ini tentu saja membuat kekhawatiran pada masyarakat. Hal ini terjadi, lantaran virus ini menjadi lebih mudah menyebar menginfeksi tubuh manusia. Lalu, apa solusinya?

Pemerintah, seperti kita ketahui, sudah menyediakan vaksin Covid-19 Sinovac yang diimpor dari China. Vaksin ini, menurut rencana, akan didistribusikan ke daerah pada Januari 2021 ini.

Vaksin berjumlah 1,2 juta dosis pada tahap pertama itu diharapkan akan membantu masyarakat untuk memproteksi diri dari kemungkinan terpapar Covid-19.

Seperti diberitakan Kompas.com, uji klinik vaksin Covid-19 Sinovac juga telah dilakukan di Bandung, Indonesia. Pengujian ini dilaksanakan oleh Tim Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran melalui kerjasama PT Bio Farma dengan Sinovac Biotech China.

Seperti apa pendistribusiannya dan kepada siapa yang menjadi prioritas atas dalam pemberian vaksin? Tentu saja kita akan lihat perkembangan berikutnya.

Yang pasti, tetap ada harapan masyarakat akan bisa lebih terlindungi dengan hadirnya vaksin yang disiapkan dan didanai oleh Pemerintah tersebut.

Selanjutnya pemerintah daerah bertugas melakukan giat operasionalnya di lapangan. Pendanaan operasional vaksinasi itu disiapkan oleh pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Masih Efektifkah Vaksin Ini?

Vaksin Sinovac yang dalam waktu dekat akan didistribusikan ke daerah-daerah dipastikan tetap efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Kendati pun virus ini bermutasi, vaksin tersebut masih tetap efektif digunakan.

Seperti dilansir Kontan.co.id, mutasi yang berkembang atas virus corona itu belum berpengaruh dalam proses vaksin atas Covid-19. Ini artinya proses pengembangan vaksin Covid-19 masih bisa berjalan baik, meski corona telah bermutasi.

"Mutasi virus corona terjadi di seluruh dunia, tapi sampai saat ini kami masih lihat mutasi itu tidak atau barangkali belum mempengaruhi kinerja vaksin. Jadi vaksin yang dikembangkan masih bisa bekerja dengan baik walau mutasi sudah banyak," kata Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio dalam webinar Penanggulangan Corona di DKI Jakarta, belum lama ini seperti dikutip Kontan.co.id.

Seperti diberitakan, Indonesia sudah memegang 3 juta dosis vaksin produksi Sinovac. Sekitar 1,2 juta tiba awal Desember lalu, dan 1,8 lagi akan tiba menyusul.

Juru bicara program vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi, menjelaskan bahwa program vaksinasi akan berlangsung selama 15 bulan, dari Januari 2021 hingga Maret 2022.

Disebutkan, target orang yang akan divaksinasi sebanyak 181,5 juta orang atau sekitar 70 persen dari total penduduk Indonesia. Tujuannya, membentuk kekebalan komunal atau herd immunity.

Pentingnya Kewaspadaan

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan masyarakat menghadapi bencana ini? Haruskah kita menjadi pesimis? Saya kira, sikap pesimis hanya akan mengendorkan semangat kita dalam menghadapi perkembangan virus yang mengancam laksana hantu ini.

Penting sekali bagi kita untuk bersikap optimis dan bersemangat dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Maka, upaya memproteksi diri, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan mesti dilakukan.

Diperlukan persepsi yang sama terhadap masalah ini. Hindari sikap yang acuh tak acuh alias tak mau tahu atau tak mau peduli. Apalagi mengatakan ini sebuah konspirasi. Sebaliknya, mari kita hadapi bencana Covid-19 ini dengan persepsi yang sama dan langkah yang sama di lapangan.

Sebab, jika kita lengah terhadapnya, bukan mustahil kita akan terpapar, bahkan bisa menimbulkan kluster baru di lingkungan kita. Maka, kita mesti selalu waspada. Jangan pernah lalai atau meremehkan persoalan ini.

Laksanakan 3M dan PHBS

Pemerintah sudah menyampaikan kepada masyarakat bahwa untuk memproteksi diri dari virus ini, maka jalan terbaik adalah berdisiplin melaksanakan protokol kesehatan dengan 3M yang terkenal itu.

Tiga M yang meliputi mengenakan masker secara benar, menjaga jarak, mencuci tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir atau minimal menggunakan handsanitizer, sudah sering dikumandangkan di berbagai kesempatan dan melalui berbagai media.

Di samping itu, diharapkan juga masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan dan kegiatan sehari-hari.

Pertanyaannya adalah, sudahkah masyarakat menerapkannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari? Dan, sudahkah pemerintah selalu berusaha menjadi panutan atau teladan dalam pelaksanaannya di lapangan?

Tidak ingin menyalahkan pihak mana pun, yang terpenting adalah semua bergerak bersama untuk menghadapi Covid-19 ini dengan berdisiplin menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat.

Dengan demikian, proteksi diri dan sekitar kita dari Covid-19 bisa diwujudkan dan penularan virus ini bisa diminimalkan.

( I Ketut Suweca, 4 Januari 2021).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun