Di awal tahun baru ini, entah mengapa, tiba-tiba saya ingin menulis tentang penulis di kompasiana (kompasianer) dan kompasiana, termasuk sinergitas keduanya. Mungkin ada yang bertanya, sebetulnya ada apa sih, kok menulis tentang ini? Memangnya ada masalah?
Jangan khawatir. Tidak ada masalah! Tidak ada problem antara kompasianer dan kompasiana. Hubungan mereka baik-baik saja kok sampai hari ini. Kelihatannya tak ada yang ngambek. Tidak ada yang frustrasi, he he he.
Saya hanya ingin mengulas sedikit saja tentang peran keduanya dalam bingkai sinergitas. Mari kita mulai dari kompasiana. Setelah itu, baru kita soroti dari sisi kompasinaer, lalu sedikit tentang sinerginya.
Posisi Kompasiana
Kompasiana sebagai platform blog sudah lumayan lama saya kenal. Kini, kompasiana menjadi salah satu blog bersama yang sudah sangat kondang.
Tidak hanya dikenal di masyarakat Indonesia, bahkan sampai di belahan dunia lain. Maklum saja, para penulisnya juga dari berbagai negara.
Kompasiana sudah dan (tentu) akan terus mewadahi dan memberi kesempatan menulis kepada pencinta dunia tulis-menulis.
Blog ini menjadi wadah menampung ide-ide, pengalaman, dan imajinasi para penulis. Sebagai wadah para penulis menulis, posisi kompasiana menjadi sangat strategis.
Sebagai wadah menampung karya tulis, kompasiana tentu tidak bisa bekerja sendiri. Di samping diperlukan tim internal, kompasiana pasti membutuhkan  kehadiran dan peran aktif para penulis untuk mengisi beberapa rubrik yang tersedia di blog ini.