Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Pertimbangkan 6 Hal Ini Sebelum (Memutuskan) Berhenti Menulis

14 Desember 2020   16:48 Diperbarui: 16 Desember 2020   07:49 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tidak menulis (Sumber gambar: Freepik/ Valeria Aksakova)

"... kenapa saya berhenti menulis? Karena memang saya malas untuk menulis. Ini adalah alasan paling rasional dan paling jujur. Saya menyadari bahwa untuk menjadi orang yang hebat dan sukses itu tidak mudah dan butuh perjuangan saya sangat sadar itu, tapi kenapa saya tak berdaya menghadapi kemalasan ini."

Demikianlah pengakuan jujur Siful Arifin yang memilih berhenti menulis setelah artikel terakhirnya dimuat di kompasiana 12 November 2013. Ia baru menulis 7 artikel sejak 4 Maret 2013. Waktu yang singkat, tak lebih dari 8 bulan.

Ini hanya sebuah contoh alasan mengapa orang berhenti menulis atau berhenti menjadi penulis. Alasannya, karena malas.

Selain karena malas, ada pula yang berhenti menulis lantaran sudah menemukan bidang yang cocok dan lebih banyak menghasilkan uang.

Ada lagi yang berhenti karena putus asa. Tulisan-tulisan yang dikirimnya ke media cetak ternyata tak ada satu pun yang berhasil dimuat. Beberapa artikel yang sudah dikirim tidak kunjung muncul di media tersebut.

Ada pula yang enggan menjalani kegiatan menulis yang lebih banyak membutuhkan kemampuan berpikir lalu memilih pekerjaan lain yang kurang menggunakan pikiran. Menulis baginya adalah pekerjaan yang membebani pikiran.

Akhirnya orang-orang seperti disebutkan di atas memutuskan berhenti berkarya. Mereka tidak mau lagi menggerakkan jemarinya di atas keyboard laptop. Tak lagi sudi tuangkan hasil olah rasa dan olah pikirnya. Tak mau lagi tinggalkan jejak-jejak bermakna melalui rangkaian kata tertulis.

Teruskan atau Tinggalkan

Ada orang yang berbulat hati terus menulis. Sejak awal ia berketetapan hati menjadi penulis, apapun tantangannya.

Ia berusaha menulis secara berkala, menuangkan gagasan demi gagasan sebagai wujud ekspresi jiwa. Ia sering larut dalam dunia imajinasi. Sebagian hari-harinya adalah hari-hari untuk merajut kata demi kata.

Sebaliknya, ada pula orang yang memilih berhenti menulis, bisa tiba-tiba, bisa perlahan-lahan, dengan berbagi pertimbangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun