Sumber gambar: dok. pribadi (Pengalaman Menulis Buku Nonfiksi karya Wishnubroto Widarso)
Menulis buku menjadi salah satu goal yang acap diimpikan para penulis. Tak puas hanya dengan menulis artikel-artikel opini lepas, mereka pun ingin meningkat lagi ke penulisan buku.
Sebagian penulis sudah berhasil menulis buku, bahkan lebih dari satu judul. Sebagian lagi, belum sampai di sana. Mereka tetap pada niat untuk, pada saatnya, masuk ke tahapan menulis buku.
Buku Wishnubroto
Terkait pembicaraan tentang penulisan buku, khususnya buku nonfiksi, saya ingin mengajak sahabat kompasianer dan pembaca umumnya menengok pengalaman Wishnubrotoo Widarso dalam menulis buku nonfiksi.
Ikhwal penulisan buku tersebut dituangkannya ke dalam sebuah buku yang berjudul Pengalaman Menulis Buku Nonfiksi. Ini sebuah buku tipis, hanya 88 halaman, diterbitkan Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Â Wishnubroto sudah menulis beberapa buku, dan di dalam buku inilah dipaparkan sebagian dari pengalamannya itu.
Kendati buku ini terbilang tipis, namun secara keseluruhan isinya bagus dan menginspirasi. Buku ini sangat pas dibaca oleh mereka yang memiliki keinginan kuat untuk menulis buku. Bisa dijadikan sebagai bahan masukan sekaligus motivasi agar lebih bersemangat lagi menulis buku nonfiksi.
Lima Hal Penting
Apakah isi buku ini? Seperti disampaikan oleh penulisnya, buku ini sama sekali tidak memuat teori menulis. Tidak ada teori di dalamnya. Materinya melulu seputar pengalaman Wishnubroto menulis buku nonfiksi.
"Saya berharap pembaca akan mendapat gambaran yang gamblang tentang bagaimana seseorang berjuang mewujudkan ilham atau idenya dalam bentuk buku," paparnya dalam Pengantar buku yang terdiri dari dua bagian (bab) ini.
Dalam buku ber-cover menarik ini, si penulis berkisah tentang bagaimana dia menyambut datangnya ilham menulis, merenungkannya, mengembangkannya, dan akhirnya menuangkannya ke dalam bentuk naskah. Ikhwal bagaimana berhubungan dengan penerbit juga dijelaskan di sini.