Imbauan demi imbauan sudah dilakukan Pemerintah. Kepada seluruh masyarakat dianjurkan untuk mematuhi protokol kesehatan dalam tatanan hidup era baru sekarang ini.
Ditekankan oleh Pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, bahwa jika hendak ke luar rumah agar mengenakan masker. Dikenakan secara benar, tentu saja, dengan menutupi hidung dan mulut.
Dianjurkan juga agar rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan tidak lupa senantiasa menjaga jarak (psysical distancing). Pola hidup bersih dan sehat benar-benar didorong pelaksanaannya.
Semua imbauan yang dilakukan berkali-kali dan selama beberapa bulan itu dimaksudkan agar warga masyarakat terhindar dari paparan covid-19 yang membahayakan itu.
Jika satu orang saja yang terkonformasi, maka bisa merambah ke orang lain, misalnya keluarga, teman sekantor, dan seterusnya. Lantaran transmisi lokal ini akhirnya terbentuk kluster-kluster baru.
Imbauan Itu, Dipatuhikah?
Imbauan itu sudah dipatuhi oleh sebagian besar masyarakat. Hal ini terlihat ketika mereka sedang mengendarai kendaraan, ketika mereka sedang berada di pasar tradisional untuk berbelanja, dan ketika mereka berada di tempat kerja, dan sebagainya.
Namun, masih saja ada anggota masyarakat yang suka membandel, menganggap imbauan pemerintah bagai angin lalu. Sama sekali tak digubris. Bahkan sebaliknya, ia lalu mengatakan imbauan itu tak usah diikuti, atau lainnya.
Akan tetapi, ketika yang bersangkutan terkonfirmasi atau salah satu anggota keluarganya terpapar, barulah dia merasa kebingungan harus berbuat apa. Ujung-ujungnya orang seperti ini akan menyalahkan pemerintah untuk persoalan yang menimpanya.
Seperti itulah yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat kita yang pemahamannya masih kurang atau memang cenderung cuek-bebek, bahkan menentang imbauan pemerintah.